Sumber: Reuters | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - LONDON. Bitcoin turun di bawah US$ 7.000 pada Jumat (10/11) waktu London. Dalam waktu kurang dari 48 jam, mata uang virtual ini sudah melorot lebih dari US$ 1.000 dari posisi tertingginya.
Harga bitcoin mencetak rekor tertinggi di US$ 7.888 pada Rabu lalu. Namun, kemudian harganya dengan cepat melorot dari puncak hingga menyentuh level US$ 6.718 pada Jumat. Meski naik lagi, namun harganya masih ditutup turun 4% ke level US$ 6.880 pada Jumat waktu setempat.
Penurunan harga bitcoin terjadi, karena beberapa pedagang mencampakkannya dan beralih pada mata uang tiruannya yang disebut bitcoin cash.
Harga bitcoin sudah tergerus dalam beberapa bulan terakhir. Memang, kenaikannya yang mencapai tujuh kali lipat sejak awal tahun ini telah memicu kekhawatiran bahwa gelembung harga bakal pecah. Seperti diketahui, bitcoin sudah bernilai lebih dari US$ 100 miliar.
"Bitcoin pasang surut. Pasar menyadari bahwa kenaikan harga terlalu tinggi, jadi orang mulai menjual dan ada banyak posisi jual dan beli yang mendorong pergerakan harga," kata Thomas Bertani, Chief executive Eidoo, penyedia dompet cryptocurrency, seperti dilansir Reuters (Jumat (10/11).
Saat bitcoin jatuh, bitcoin cash justru melonjak, diperdagangkan naik 35% menjadi sekitar US$ 850, menurut situs Coinmarketcap industri.
Transaksi bitcoin cash diproses dalam "blok" yang berkapasitas lebih besar daripada bitcoin. Oleh karena itu, secara teori memungkinkan proses transaksi bitcoin cash lebih banyak pada waktu tertentu, sehingga biaya transaksi menjadi lebih murah.
"Ada alasan bagus untuk meyakini bahwa bitcoin cash bisa menjadi alternatif bagi orang-orang yang percaya bahwa biaya rendah pada transaksi bitcoin dibutuhkan saat ini," imbuh Bertani.