Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Hedge Fund Belum Tinggalkan Bitcoin
Di tengah ketidakpastian arah harga, peran investor institusional bisa jadi faktor penentu. Menurut laporan Alternative Investment Management Association (AIMA), sebanyak 55% hedge fund tradisional kini memiliki eksposur ke aset digital pada 2025, naik dari 47% pada tahun sebelumnya.
Selain itu, 47% investor institusional menyatakan bahwa perkembangan regulasi di AS mendorong mereka untuk menambah portofolio aset digital. AIMA juga mencatat tren tokenisasi mulai meningkat di dunia investasi alternatif, dengan 52% hedge fund kini menunjukkan minat terhadap teknologi tersebut.
AIMA menyimpulkan bahwa aset digital—termasuk Bitcoin—mulai bergerak dari pinggiran menuju arus utama investasi institusional. Keyakinan terhadap kripto sebagai kelas aset investasi pun terus meningkat.
Waspadai US$ 75.000, Tapi Siap-Siap untuk US$ 125.000
Mengikuti arah pergerakan dana besar memang bukan jaminan kesuksesan bagi investor Bitcoin. Namun, strategi itu sering kali efektif untuk membaca tren jangka menengah.
Melihat tren aliran dana dan sentimen institusional, peluang Bitcoin untuk naik ke US$ 125.000 dinilai lebih besar dibanding turun ke US$ 75.000. Meski demikian, jika harga Bitcoin sempat jatuh ke US$ 75.000, bukan tak mungkin hedge fund justru memanfaatkan momen tersebut untuk membeli di harga diskon, sementara investor ritel panik dan menjual.
Tonton: Heboh, SpaceX Milik Elon Musk Pindahkan Bitcoin Senilai Lebih dari Rp 2,2 Triliun
Kesimpulan:
Harga Bitcoin kini berada di persimpangan penting antara US$ 75.000 dan US$ 125.000. Meski tekanan dari dolar kuat dan likuiditas ketat masih membayangi, optimisme institusional serta potensi perbaikan kondisi pasar membuat peluang kenaikan tetap terbuka lebar. Bagi investor, kuncinya adalah membaca arah pergerakan dana besar dan menyiapkan strategi untuk dua skenario sekaligus.













