kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.258   105,78   1,30%
  • KOMPAS100 1.147   17,39   1,54%
  • LQ45 823   17,14   2,13%
  • ISSI 292   3,96   1,37%
  • IDX30 432   9,50   2,25%
  • IDXHIDIV20 491   9,72   2,02%
  • IDX80 128   2,49   1,99%
  • IDXV30 137   2,66   1,98%
  • IDXQ30 137   2,92   2,17%

Bitcoin Jadi Penyesalan Terbesar Finansial Generasi Muda Australia


Kamis, 23 Oktober 2025 / 09:24 WIB
Bitcoin Jadi Penyesalan Terbesar Finansial Generasi Muda Australia
ILUSTRASI. Banyak anak muda Australia kini menyesali keputusan mereka yang tidak membeli Bitcoin satu dekade lalu, ketika harganya masih sekitar US$400 (sekitar Rp6 juta). REUTERS/Benoit Tessier/Illustration


Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Banyak anak muda Australia kini menyesali keputusan mereka yang tidak membeli Bitcoin satu dekade lalu, ketika harganya masih sekitar US$400 (sekitar Rp6 juta).

Mereka merasa keputusan itu bisa membantu mereka mencapai mimpi memiliki rumah lebih cepat, sesuatu yang kini kian sulit diwujudkan.

Melansir Cointelegraph Kamis (23/10/2025), menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Swyftx bersama lembaga riset YouGov, lebih dari 40% generasi Z dan milenial Australia mengaku menyesal tidak berinvestasi di kripto sepuluh tahun lalu.

Baca Juga: Jika Komputer Kuantum Berhasil Memecahkan Bitcoin, Akankah Dunia Kripto Runtuh?

Temuan itu menjadikan “tidak beli Bitcoin” sebagai penyesalan finansial terbesar dalam 10 tahun terakhir bagi generasi muda Negeri Kanguru.

Survei terhadap 3.009 responden tersebut menemukan hampir setengah dari responden berusia di bawah 35 tahun merasa “ketinggalan kapal” dalam peluang investasi kripto.

Penyesalan terbesar berikutnya adalah tidak membeli properti, serta tidak membeli saham perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Amazon.

Kripto Dianggap Solusi untuk Krisis Perumahan

Perwakilan Swyftx mengatakan kepada Cointelegraph bahwa banyak anak muda kini merasa “terkunci” dari pasar properti karena harga rumah di Australia melonjak terlalu tinggi.

Baca Juga: BlackRock Tambah 1.884 Bitcoin Senilai Rp3,2 Triliun di Tengah Tekanan Harga Kripto

Mereka menilai investasi kripto bisa menjadi jalan alternatif untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup dan harga rumah.

Menurut Australian Property Investor Magazine, Australia kini menjadi negara dengan harga properti tertinggi keenam di dunia, setelah Swiss, Korea Selatan, Luksemburg, Austria, dan Norwegia.

“Skala ketidakmampuan membeli rumah seperti sekarang adalah masalah yang tidak dihadapi generasi sebelumnya. Kripto dilihat sebagai peluang untuk bisa melangkah lebih cepat,” kata juru bicara Swyftx.

Ia menambahkan, “Banyak investor muda mencari aset dengan potensi pertumbuhan tinggi (high beta assets), dan data kami menunjukkan mereka cukup memahami karakteristik aset kripto.”

Sejak 2015, harga Bitcoin yang kala itu sempat berada di kisaran US$172–465 kini telah melonjak lebih dari 23.000%, dan pada Kamis ini diperdagangkan di sekitar US$107.505.

Baca Juga: Standard Chartered: Bitcoin Berpeluang Tembus US$200.000 Meski Pasar Bergejolak

Investor Muda Beralih dari Saham ke Kripto

Masih dari laporan Swyftx, perbedaan antara jumlah investor muda yang berencana membeli saham dan mereka yang ingin membeli kripto kini hanya separuh dibanding tahun 2022.

CEO Swyftx Jason Titman mengatakan data menunjukkan investor ritel muda di Australia kemungkinan akan sama banyaknya membeli Bitcoin maupun saham dalam dua tahun ke depan.

Namun, hal itu akan bergantung pada kebijakan pemerintah dalam menyediakan aturan dan perlindungan investor yang jelas.

“Data kami konsisten: jutaan investor baru akan masuk ke pasar begitu regulasi diberlakukan,” ujar juru bicara Swyftx.

“Kita sudah melihat efek positif dari kepastian regulasi di Amerika Serikat, di mana bank besar seperti Morgan Stanley mulai terjun ke pasar kripto.”

Pemerintah Australia yang dipimpin Partai Buruh (Labor Party) telah mengusulkan kerangka regulasi baru untuk bursa kripto pada Maret lalu, di bawah aturan jasa keuangan yang sudah ada.

Baca Juga: Harga Bitcoin Mirip Pola Pasar Kedelai 1970-an, Analis Ini Peringatkan Koreksi 50%

Gen Z Raup Keuntungan dari Kripto

Generasi Z (kelahiran 1996–2010) juga melaporkan menggunakan kripto sebagai cara menambah penghasilan. Kelompok usia ini bahkan mencatat keuntungan rata-rata hampir US$9.958 (sekitar Rp160 juta) di antara 82% investor yang memperoleh profit.

Secara keseluruhan, 78% pengguna kripto Australia mengaku meraih keuntungan dari aktivitas perdagangan mereka dalam setahun terakhir, seiring rekor tertinggi baru yang dicapai pasar kripto.

“Klien kami dari kalangan Gen Z memiliki horizon investasi yang lebih panjang, dan mereka tidak terlalu khawatir terhadap volatilitas tahunan Bitcoin maupun aset kripto lainnya,” kata juru bicara Swyftx.

Selanjutnya: Intip Kurs Transaksi BI Hari Kamis (23/10), Rupiah Terhadap Dolas AS hingga Euro

Menarik Dibaca: 4 Kombinasi Jus yang Ampuh Mengurangi Peradangan dan Menyehatkan Pencernaan




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×