Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Yudho Winarto
NEW YORK. Bank-bank besar dunia menggunakan sederet cara supaya bisa bertahan menghadapi perlambatan ekonomi global. Tak terkecuali Bank of America Corp. Bank terbesar kedua di Amerika Serikat (AS) ini bakal melego salah satu unit bisnisnya.
Mengutip Reuters, Bank of America Corp telah setuju menjual unit usaha reksadana pasar uang (money market fund) kepada Black
Rock Inc. Nilai bisnis reksadana pasar uang Bank of America Corp senilai US$ 87 miliar. "Menggabungkan bisnis kami bersama-sama dengan aset dan distribusi dari Bank of America menempatkan kami dalam posisi kompetitif dalam bisnis ini," ungkap Tom Callahan, Co-Head of Global Cash Management BlackRock, seperti dikutip Reuters, kemarin.
Namun, tidak diungkapkan secara detail soal transaksi itu. "Transaksi ini konsisten dari upaya bank untuk menyederhanakan bisnis, dalam hal ini outsourcing untuk fungsi beberapa produk tertentu kepada pemimpin industri," ungkap Susan McCabe, Jurubicara Bank of America.
Sebagai gambaran, krisis keuangan global memaksa perbankan dunia memangkas beberapa pos dalam rangka penghematan. Alhasil, industri perbankan global masih bisa membukukan untung di tengah seretnya laju permintaan kredit.
Nah, kesepakatan ini diharapkan bisa mengangkat nilai bisnis cash management global Black
Rock menjadi US$ 372 miliar dari saat ini US$ 285 miliar. "Ini adalah tantangan pengelolaan dana tunai pada saat suku bunga rendah, sehingga kami harus efisien," imbuh Callahan.
Menurut Peter Crane, analis Research Service, BlackRock bisa mengalahkan JP Morgan Chase & Co dan menjadi perusahaan pengelola dana terbesar kedua setelah Fidelity Investments.
BlackRock yang mengelola berbagai produk reksadana maupun produk investasi lain saat ini memiliki aset senilai US$ 4,5 triliun.
Pemain menyusut
Crane mengatakan, keputusan Bank of America diambil setelah mengevaluasi bisnisnya. "Pada saat sama, manajer investasi berusaha mendapatkan yang lebih besar, dan bank berupaya mendapatkan yang lebih kecil," kata dia.
Aksi merger dan transaksi di industri pasar uang AS cukup semarak. Di musim panas ini, jumlah pelaku bisnis ini menyusut menjadi 67 perusahaan. Padahal, di periode sama tahun lalu, di AS terdapat 75 manajer investasi pengelola reksadana pasar uang.
Menurut hitungan Investment Company Institute, industri manajer investasi telah kehilangan pendapatan sebanyak US$ 30 miliar sejak tahun 2009 silam.