Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, mencuri perhatian pasar kripto dengan langkah transaksi bernilai lebih dari US$200 juta menjelang musim liburan akhir tahun.
Berdasarkan data terbaru Arkham Intelligence per Rabu, 24 Desember 2025, BlackRock tercatat menyetorkan 2.292 Bitcoin (BTC) senilai sekitar US$200 juta serta 9.976 Ethereum (ETH) dengan nilai kurang lebih US$30 juta ke Coinbase Prime pada hari yang sama.
Namun, hanya beberapa jam berselang, BlackRock kembali melakukan pembelian dari Coinbase. Perusahaan tersebut tercatat menambah kembali kepemilikannya sebesar 499 BTC senilai sekitar US$43 juta dan 1.511 ETH senilai kurang lebih US$4,39 juta.
Baca Juga: Token World Liberty Financial Milik Keluarga Trump Turun Lebih dari 40% di Akhir 2025
Saat ini, total kepemilikan aset kripto BlackRock diperkirakan mencapai US$77,6 miliar. Mayoritas portofolio tersebut terbagi antara Bitcoin senilai US$67,4 miliar dan Ethereum sebesar US$10,2 miliar, sementara sisanya sekitar US$1.000 juta tersebar pada aset lain seperti Binance Coin (BNB) dan Arbitrum (ARB).
BlackRock Lepas Aset di Tengah Pasar Kripto yang Bearish
Rangkaian transaksi ini terjadi di saat pasar kripto masih berada dalam tekanan. Bitcoin dan Ethereum sama-sama kesulitan menembus level resistensi utama masing-masing.
Bitcoin, yang kerap dijuluki sebagai “emas digital”, saat ini justru diperdagangkan di bawah level US$87.000, tertinggal dibandingkan aset utama lainnya, termasuk logam mulia, yang tengah mengalami reli harga.
Baca Juga: Portofolio Kripto Keluarga Trump Anjlok, WLFI Turun Lebih dari 40% pada 2025
Sementara itu, Ethereum masih bergerak di bawah level psikologis US$3.000. Tekanan pada ETH diduga berasal dari arus keluar institusional yang dalam tujuh hari terakhir mencapai hampir US$160 juta.
Meski demikian, langkah BlackRock yang kembali mencatat inflow hanya beberapa jam setelah penjualan awal memunculkan pandangan bahwa aksi tersebut lebih mengarah pada restrukturisasi portofolio, bukan sinyal pelemahan ETF kripto.
Selain itu, kondisi likuiditas pasar yang menipis selama periode libur juga dinilai berkontribusi terhadap kegagalan Bitcoin dan Ethereum untuk menembus level resistensi penting, sekaligus memperlebar tekanan penurunan di pasar kripto secara keseluruhan.













