Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan sengit antara dua institusi keuangan raksasa, Strategy (sebelumnya dikenal sebagai MicroStrategy) dan BlackRock, dalam mengakumulasi Bitcoin (BTC) kini semakin memanas.
Kedua entitas ini saat ini tercatat sebagai pemegang institusional Bitcoin terbesar di dunia, dengan kepemilikan yang hampir seimbang.
Strategy vs BlackRock: Siapa yang Pegang Lebih Banyak Bitcoin?
Berdasarkan data terbaru, Strategy (NASDAQ: MSTR) telah mengumpulkan sekitar 592.100 BTC, senilai lebih dari US$63,3 miliar. Sementara itu, BlackRock melalui produk iShares Bitcoin Trust (IBIT) menguasai 669.523 BTC, dengan nilai mencapai sekitar US$71,41 miliar.
Dominasi keduanya ini mencerminkan pergeseran besar dalam lanskap adopsi kripto secara institusional, di mana kini lebih dari 6% dari total suplai Bitcoin global berada di tangan dua pemain besar Wall Street.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Dunia di Ambang Kekacauan, Simpan Emas, Perak, dan Bitcoin!
Strategi Akuisisi yang Berbeda
Strategy yang dipimpin oleh Michael Saylor, memilih jalur agresif dengan menjadikan Bitcoin sebagai aset utama dalam neraca perusahaan. Model bisnisnya lebih menyerupai strategi keuangan perusahaan ketimbang produk investasi murni.
Dalam langkah terbarunya, Strategy membeli 10.100 BTC senilai US$1 miliar, dengan harga rata-rata US$104.080 per koin—ditengah penurunan harga Bitcoin akibat gejolak geopolitik antara Israel dan Iran. Harga sempat anjlok dari US$110.000 menjadi US$103.639 dalam seminggu.
Hingga pertengahan tahun ini, akumulasi tersebut memberikan Strategy yield BTC sebesar 19,1% year-to-date, mendekati target 25% pada akhir 2025.
Strategy has acquired 10,100 BTC for ~$1.05 billion at ~$104,080 per bitcoin and has achieved BTC Yield of 19.1% YTD 2025. As of 6/15/2025, we hodl 592,100 $BTC acquired for ~$41.84 billion at ~$70,666 per bitcoin. $MSTR $STRK $STRF $STRD https://t.co/n7q77DmqCY — Michael Saylor (@saylor) June 16, 2025
Tak hanya itu, perusahaan juga meluncurkan saham preferen berbasis Bitcoin ketiga (STRD) di Nasdaq, sebagai upaya mengumpulkan dana tambahan sebesar US$250 juta untuk kembali membeli Bitcoin.
Berbeda dengan Strategy, BlackRock menggunakan pendekatan institusional klasik melalui ETF (Exchange-Traded Fund). Melalui iShares Bitcoin Trust (IBIT), perusahaan mengonsolidasikan modal dari investor untuk membangun posisi raksasa di pasar Bitcoin.
Dalam beberapa minggu terakhir, BlackRock dilaporkan membeli Bitcoin senilai US$1,1 miliar, memperkuat posisinya sebagai manajer aset kripto terkemuka. Target mereka adalah mengelola setidaknya US$50 miliar aset digital pada 2030 dan menjadi pemimpin global dalam manajemen aset digital.
Baca Juga: Tren Bullish Harga Bitcoin (BTC) Tertahan oleh Ketegangan Geopolitik
Dampak ke Pasar dan Masa Depan Kripto
Kepemilikan gabungan lebih dari 1,3 juta Bitcoin oleh kedua institusi ini menunjukkan bahwa Bitcoin kini telah bertransformasi dari aset spekulatif menjadi aset institusional utama. Ini juga menandai perubahan paradigma dalam pasar keuangan global, di mana lembaga keuangan besar kini memosisikan Bitcoin sebagai bagian penting dari strategi portofolio mereka.
Dengan suplai Bitcoin yang terbatas hanya 21 juta koin, akumulasi masif ini dapat memperketat likuiditas dan mendorong harga ke level yang lebih tinggi dalam jangka panjang.