kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

BoE Bersiap untuk Kenaikan Suku Bunga Terbesar Sejak 1989


Kamis, 03 November 2022 / 13:12 WIB
BoE Bersiap untuk Kenaikan Suku Bunga Terbesar Sejak 1989
ILUSTRASI. Bank of England


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - LONDON. Bank of England (BoE) kemungkinan besar bakal menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase menjadi 3% pada Kamis, kenaikan suku bunga terbesar sejak 1989 karena memerangi inflasi tertinggi dalam 40 tahun.

Mengingat, BoE telah menghadapi gejolak pasar politik dan keuangan sejak kenaikan suku bunga terakhir pada 22 September, sehari sebelum pemerintah mantan Perdana Menteri Liz Truss meluncurkan paket pemotongan pajak senilai 45 miliar pound atau setara US$ 52 miliar yang tidak didanai.

Baca Juga: Khawatir Diserang Iran, Arab Saudi Mengadu ke Amerika Serikat

Sejatinya, kebijakan Truss itu ditujukan untuk mencegah resesi dan memacu pertumbuhan jangka panjang, tetapi malah mendorong sterling ke rekor terendah terhadap dolar AS, memaksa BoE untuk menopang pasar obligasi dan menyebabkan pengunduran diri Truss.

Meskipun saat ini pasar sekarang lebih stabil, dengan biaya pinjaman pemerintah Inggris secara luas kembali ke tempat mereka sebelum pergolakan. Namun, masalah mendasar bagi perekonomian Inggris tetap ada.

Inflasi harga konsumen kembali ke level tertinggi 40 tahun sebesar 10,1% pada bulan September dan kemungkinan akan meningkat lebih lanjut bulan lalu ketika harga energi yang diatur melonjak, meskipun ada subsidi yang mahal.

Pada saat yang sama, ekonomi melambat tajam. Data manajer pembelian turun pada Oktober ke level terlemah sejak Januari 2021 ketika ekonomi terperosok dalam penguncian Covid-19.

"BoE dihadapkan dengan tindakan penyeimbangan yang sangat sulit untuk mengatur kenaikan suku bunga besar dalam ekonomi resesi," kata Shweta Singh, ekonom senior Cardano dikutip dari Reuters (3/11).

Bank sentral Barat lainnya menghadapi tantangan serupa. Inflasi telah meroket karena kekurangan tenaga kerja, kemacetan rantai pasokan Covid-19 dan - dalam kasus Eropa - tagihan energi melonjak sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.

Federal Reserve AS menaikkan suku bunga utamanya sebesar 0,75 poin persentase pada hari Rabu ke kisaran 3,75% hingga 4,0%, dan Bank Sentral Eropa meningkatkan suku bunga depositonya dengan jumlah yang sama menjadi 1,5% minggu lalu.

Tetapi The Fed mengatakan kenaikan suku bunga di masa depan mungkin datang dalam langkah-langkah yang lebih kecil.

Baca Juga: Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik, Kali Ini Melintasi Jepang

Tugas BoE menjadi sangat rumit karena ketidakjelasan kebijakan pemerintah. Subsidi energi pemerintah akan dihentikan pada bulan April, sehingga BoE dapat memperkirakan puncak baru inflasi ketika memperbarui perkiraannya pada hari Kamis.

Investor memperkirakan Suku Bunga Bank BoE mencapai 3,5% pada Desember dan 4,75% Mei mendatang - tertinggi sejak 2008 meskipun di bawah puncak sekitar 6% yang diproyeksikan selama gejolak pasar bulan lalu.

Meskipun ekonomi lemah, BoE khawatir tentang tekanan inflasi dari pasar tenaga kerja yang ketat dan ekspektasi bahwa inflasi harga konsumen hanya akan perlahan kembali ke target 2%.

Pengangguran dalam tiga bulan hingga Agustus adalah yang terendah sejak 1975 sebesar 3,5%, sebagian karena jumlah pekerja yang berhenti dari pasar kerja, sementara upah rata-rata 6% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×