kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos Samsung Lee Kun-hee tutup usia, ini profil masa lalunya


Minggu, 25 Oktober 2020 / 13:44 WIB
Bos Samsung Lee Kun-hee tutup usia, ini profil masa lalunya
ILUSTRASI. Lee Kun Hee, chairman of Samsung Electronics CoPhotographer: SeongJoon Cho/Bloomberg *** Local Caption *** Lee Kun Hee


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chairman Samsung Electronics sekaligus konglomerat Korea Selatan Lee Kun-hee tutup usia pada Minggu (25/10/2020) di Seoul, Korea Selatan. Dia meninggal di usia 78 tahun setelah dirawat cukup lama di rumah sakit karena serangan jantung sebagaimana dilansir dari Reuters. 

Lee lahir pada 9 Januari 1942 di Uiryong, Provinsi Kyongsang Selatan, Korea (sekarang Korea Selatan). Dia adalah putra bungsu dari Lee Byung-Chull, pendiri Samsung pada 1938 sebagaimana dilansir dari Britannica. Lee berkuliah dan mengambil jurusan ekonomi di Universitas Waseda, Tokyo, Jepang. 

Kemudian, dia memperoleh gelar magister admisitrasi bisnis dari Universitas George Washington, Washington DC, AS. Pada 1968 Lee bergabung dengan Samsung, yang bergerak di bidang elektronik, mesin, bahan kimia, dan jasa keuangan. Dia menjabat sebagai pengganti ayahnya yang pendiam yang menjalankan kendali mutlak atas perusahaan tersebut. 

Ayah Lee memutuskan untuk tidak menjadikan dua putra yang lebih tua sebagai penerusnya. Setelah kematian ayahnya pada 1987, Lee menjadi Chairman Samsung tetapi menyerahkan manajemen kepada staf perusahaan. 

Di awal masa kepemimpinan Lee, Samsung dipandang sebagai produsen produk murah berkualitas rendah dan jelek. Pada Juni 1993, Lee meluncurkan revolusi dramatis dari atas untuk membuat Samsung kompetitif secara internasional. "Mari kita ubah segalanya kecuali istri dan anak kita," kata Lee pada 1993. 

Baca Juga: Bos Samsung sekaligus orang terkaya di Korea Selatan Lee Kun-hee meninggal dunia

Segera setelah itu, dia memesan produk buatan China untuk dipajang di kantor pusat Samsung. Dia mengatakan bahwa penting untuk menunjukkan bagaimana China dengan cepat menyusul sebuah teknologi yang sudah dikembangkan. 

Dalam pertemuan dengan bawahan dan wawancara sesekali, kendati jarang sekali tampil di depan media, Lee selalu menekankan pentingnya pikiran yang cerdas dalam berbisnis. “Apa pun yang terjadi, tidak ada yang perlu ditakutkan jika kita memiliki talenta terbaik dalam mendesain, meneliti, dan mengembangkan,” ujarnya suatu kali sebagaimana dilansir dari AFP. 

"Di era persaingan tanpa batas, menang atau kalah akan bergantung pada sejumlah kecil (orang) jenius. Seorang jenius akan memberi makan 100.000 orang,” kata dia. 

Reformasi 

Lee mengaitkan kekurangan Samsung dengan kelemahan dasar dalam masyarakat Korea, termasuk sistem pendidikan yang menekankan pembelajaran menghapal dan gaya kepemimpinan otoriter. 

Dia lantas menyerukan reformasi radikal. Melalui konsep "manajemen baru" yang diusungnya, Samsung berkeras agar para bawahan tak segan menunjukkan kesalahan atasan mereka. Dia juga menekankan kualitas produk daripada kuantitas, mempromosikan perempuan ke jajaran eksekutif senior, dan mencegah praktik birokrasi. 

Setelah muncul dari tokoh pemalu menjadi kepala eksekutif yang tegas, Lee mendorong Samsung ke dalam banyak aktivitas baru, seperti manufaktur mobil. Didukung oleh lonjakan investasi, Lee menargetkan untuk membuat 20 persen dari produk Samsung di luar Korea Selatan pada 2000. 

Dia lantas membangun kompleks manufaktur elektronik di Wynyard, Inggris, dan pabrik semikonduktor di Austin, Texas, dan Suzhou, China. Dia juga mengakuisisi perusahaan seperti pembuat komputer AST Research, Rollei Camera di Jerman, dan Lux, produsen produk audio Jepang. 

Samsung Electronics mendapat peringkat sebagai pengekspor chip memori terkemuka di dunia. Pendapatan Samsung Group pada 1995 mencapai 87 miliar dollar AS, setara sekitar 19 persen dari produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan. 

Skandal 

Pada 1996 Lee juga termasuk di antara 11 pengusaha Korea Selatan yang terlibat skandal politik atas kontribusi perusahaan kepada mantan Presiden Korea Selatan Roh Tae Woo. Pada Agustus 1996 Lee dijatuhi hukuman dua tahun penjara, tetapi hukuman itu ditangguhkan selama tiga tahun. 

Dia kemudian diampuni oleh Presiden Kim Young Sam. Pada akhir 1990-an, Lee membimbing Samsung dengan aman melalui krisis keuangan Asia. Lee menjadi salah satu konglomerat terbesar di dunia. Pada April 2008 Lee kembali didakwa atas tuduhan pelanggaran kepercayaan dan penggelapan pajak, dan tak lama kemudian dia mengundurkan diri sebagai Chairman Samsung. 

Pada Juli 2008, dia dihukum karena penggelapan pajak. Dia lantas didenda sekitar 80 juta dollar AS (Rp 1,1 trilun) dan dijatuhi hukuman tiga tahun penangguhan penjara. Lee diampuni oleh pemerintah Korea Selatan pada Desember 2009. 

Pada Maret 2010, jajaran eksekutif Samsung Group kembali mengangkat Lee sebagai Chairman Samsung Electronics. Namun, pada 2014 dia menderita serangan jantung yang membuatnya lumpuh. Meskipun Lee mempertahankan jabatannya, putranya, Lee Jae-Yong, menjadi pemimpin de facto Samsung Group.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biografi Lee Kun-hee, Bos Samsung Perombak Perusahaan Warisan Ayahnya"

Selanjutnya: Samsung chairman Lee Kun-hee, head of South Korea's biggest conglomerate, dies at 78




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×