Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Dalam tiga tahun terakhir, dunia diwarnai oleh konflik yang tidak kunjung berakhir. Perang Rusia di Ukraina telah berlangsung selama 650 hari, dengan banyak korban tewas dan jutaan orang mengungsi.
Selain itu, kerap terjadi bentrokan perbatasan di Kaukasus antara Azerbaijan dan Armenia, yang mana Azerbaijan telah merebut sebagian wilayah Nagorno-Karabakh dari kendali Armenia pada musim gugur tahun 2020.
Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban pada tahun 2021 juga telah menciptakan tantangan keamanan bagi negara-negara kawasan.
Yang terburuk, Timur Tengah sedang dilanda konflik setelah Israel menginvasi Jalur Gaza setelah ratusan pejuang Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada bulan lalu.
Didorong oleh tantangan keamanan, beberapa negara di dunia meningkatkan belanja pertahanan untuk melengkapi militer mereka dengan senjata canggih dan modern yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Melansir Insider Monkey, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), belanja pertahanan global mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 2,2 triliun pada tahun 2022.
Eropa mengalami peningkatan belanja paling tajam dalam 30 tahun terakhir. Amerika Serikat, China, dan Rusia menyumbang lebih dari separuh belanja militer pada tahun itu, sementara belanja pertahanan negara-negara anggota NATO naik 0,9% menjadi total US$ 1,2 triliun.
Baca Juga: Israel Bakal Membanjiri Terowongan di Gaza dengan Air Laut
Meningkatnya belanja pertahanan berarti boomingnya industri pertahanan global. Lockheed Martin Corporation membukukan pendapatan sebesar US$ 66 miliar pada tahun 2022, dan memperoleh laba US$ 5,7 miliar.
Perusahaan ini adalah kontraktor pertahanan terbesar di AS dan menerima 11% dari seluruh kontrak terkait militer Departemen Pertahanan tahun lalu.
RTX Corporation juga melaporkan peningkatan laba bersihnya sebesar 8,9% dibandingkan tahun 2021. Pun demikian dengan penjualan Northrop Grumman Corporation yang meningkat secara signifikan pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Amerika Serikat terus mempertahankan keunggulan udara dan lautnya atas China dan Rusia karena armada jet tempur generasi kelima dan kapal induk canggihnya, termasuk kapal perang senilai US$ 13,3 miliar.
Pada tahun 2005, F-22 Raptor milik Lockheed Martin Corporation memungkinkan Amerika Serikat menjadi negara pertama yang memiliki jet tempur generasi kelima.
Kemudian pada tahun 2015, Lockheed Martin Corporation mengembangkan F-35B Lightning II untuk memberi Angkatan Udara AS keunggulan lebih jauh dibandingkan para pesaingnya di bidang ruang udara.
Baca Juga: Penjualan Sorban Keffiyeh Palestina di AS Meroket
Metodologi
Dalam menetapkan peringkat negara dengan militer paling perkasa di dunia, Insider Monkey telah mempertimbangkan sepuluh metrik yang dijadikan pertimbangan untuk menentukan peringkat negara-negara paling kuat di dunia berdasarkan militer.
Metrik tersebut dan bobotnya adalah sebagai berikut: PDB 5%, belanja pertahanan 10%, tank 10%, tenaga kerja 10%, senjata nuklir 15%, pesawat militer termasuk jet tempur 15%, aset angkatan laut 15%, kemampuan teknologi 5%, militer satelit 5%, lapangan terbang aktif 5%, dan pangkalan militer luar negeri 5%.
Berikut adalah 10 negara dengan militer terkuat di dunia versi Insider Monkey:
10. Italia
PDB (2022): US$ 2 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 33,5 miliar
Tenaga Kerja: 170.000
Tank: 197
Senjata Nuklir: 0
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 862
Aset Angkatan Laut: 313
Satelit Militer: 8
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 0
Bandara Aktif: 129
Skor: 4.13
Italia adalah negara dengan belanja militer tertinggi ke-12 pada tahun 2022. Angkatan Bersenjata Italia sangat diakui atas kemampuan mereka, serta kontribusi mereka terhadap upaya pemeliharaan perdamaian internasional.
Armada pesawat Italia yang kuat mencakup sekitar 14 jet tempur F-35, dan lebih dari 400 helikopter tempur. Angkatan Laut Italia dilengkapi dengan dua kapal induk, Giuseppe Garibaldi dan Cavour.
Baca Juga: Gedung Putih: Dana Bantuan AS untuk Ukraina Hampir Habis
9. Jerman
PDB (2022): US$ 4,08 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 55,8 miliar
Tenaga Kerja: 184.000
Tank: 266
Senjata Nuklir: 0
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 617
Aset Angkatan Laut: 80
Satelit Militer: 7
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 0
Bandara Aktif: 539
Skor: 4,18
Jerman adalah kekuatan besar di Eropa. Pemerintah saat ini meningkatkan belanja pertahanannya sebagai respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina, dan berencana menambah tenaga aktifnya dengan tambahan 20.000 tentara baru. Parlemen Jerman, pada tahun 2022, menyetujui dana sebesar US$ 107 miliar untuk meningkatkan perangkat keras dan teknologi militer, dan diperkirakan sebagian besar dana tersebut akan digunakan untuk pembelian jet tempur F-35 dan helikopter CH-47F Chinook.
Baca Juga: Vladimir Putin ke Arab Saudi, Sebut Ada Perubahan Rencana
8. Jepang
PDB (2022): US$ 4,2 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 46 miliar
Tenaga Kerja: 240.000
Tank: 1.004
Senjata Nuklir: 0
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 1.449
Aset Angkatan Laut: 155
Satelit Militer: 2
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 0
Bandara Aktif: 175
Skor: 4,58
Jepang adalah salah satu negara terkuat di dunia, baik secara ekonomi maupun militer. Angkatan bersenjatanya mempunyai tenaga aktif sebanyak 240.000 tentara dan lebih dari 1.000 tank tempur. Jepang juga merupakan salah satu negara dengan teknologi paling maju di dunia, dan hal ini memungkinkan industri pertahanannya juga tumbuh di dalam negeri dan menjadi pemasok utama militer Jepang.
Pada bulan April tahun ini, Tokyo mengumumkan penandatanganan kesepakatan senilai US$ 2,8 miliar dengan Mitsubishi Heavy Industries untuk mengembangkan rudal jarak jauh.
7. Prancis
PDB (2022): US$ 2,78 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 53,6 miliar
Tenaga Kerja: 205.000
Tank: 222
Senjata Nuklir: 290
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 1.055
Aset Angkatan Laut: 126
Satelit Militer: 10
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 10
Bandara Aktif: 464
Skor: 5,06
Perancis memiliki tentara terbesar di Eropa dalam hal sumber daya manusia. Armada udaranya terdiri lebih dari 1.000 pesawat, sedangkan angkatan lautnya memiliki 126 aset, termasuk 4 kapal selam bersenjata nuklir, 4 kapal perusak, dan 17 fregat. Menurut Power Atlas, Prancis memiliki pangkalan militer di luar negeri di 10 negara berbeda.
6. Korea Selatan
PDB (2022): US$ 1,7 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 46,4 miliar
Tenaga Kerja: 555.000
Tank: 2.331
Senjata Nuklir: 0
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 1.595
Aset Angkatan Laut: 157
Satelit Militer: 2
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 0
Bandara Aktif: 111
Skor: 5.23
Mengingat hubungan yang tegang dengan Korea Utara, tidak mengherankan jika Korea Selatan telah membangun militer yang kuat dan menghabiskan banyak uang pada pertahanan untuk mempertahankan dan meningkatkannya. Korea Selatan juga merupakan salah satu negara dengan teknologi paling maju di dunia, yang telah memungkinkan pengembangan jet tempur canggihnya sendiri, yang paling menonjol adalah KF-21 Boramae “Fighting Hawk”, yang memiliki kemampuan menghindari radar serupa dengan yang ditemukan pada jet tempur generasi kelima.
5. Inggris
PDB (2022): US$ 3,07 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 68,5 miliar
Tenaga Kerja: 194.000
Tank: 227
Senjata Nuklir: 225
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 693
Aset Angkatan Laut: 73
Satelit Militer: 6
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 25
Bandara Aktif: 460
Skor: 5,55
Berikutnya adalah Inggris. Akhir-akhir ini, Inggris telah mengambil langkah-langkah untuk lebih meningkatkan kekuatan militernya, terutama untuk meningkatkan kekuatan udaranya. Sebagai contoh, Royal Air Force memesan 114 jet tempur F-35 lainnya dalam beberapa tahun terakhir, selain 23 jet tempur yang sudah ada di armadanya.
Militer Inggris juga memiliki persediaan nuklir yang besar dengan 225 senjata. Secara geografis, menurut Power Atlas, mereka memiliki kehadiran militer di luar negeri di 25 negara, dan memiliki sekitar 6 satelit di luar angkasa yang digunakan untuk tujuan intelijen.
4. India
PDB (2022): US$ 3,38 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 81,4 miliar
Tenaga Kerja: 1.450.000
Tank: 4.616
Senjata Nuklir: 156
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 2.182
Aset Angkatan Laut: 295
Satelit Militer: 9
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 1
Bandara Aktif: 346
Skor: 6,60
India memiliki kekuatan militer terbesar kedua di dunia dalam hal sumber daya manusia setelah China. Negara ini mempunyai hampir 1,5 juta tentara aktif, armada tank besar, jet tempur seperti Rafale dan Su-30, dan angkatan laut yang mampu membangun kapal perangnya sendiri.
Kekuatan utama India adalah ukuran pasarnya yang besar sehingga menjadikannya salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia dengan PDB sebesar US$ 3,38 triliun. Hal ini memungkinkan pemerintah mempunyai sumber daya yang cukup untuk dibelanjakan pada peningkatan kemampuan militer.
3. China
PDB (2022): US$ 18,1 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 292 miliar
Tenaga Kerja: 2.035.000
Tank: 4.950
Senjata Nuklir: 350
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 3.285
Aset Angkatan Laut: 730
Satelit Militer: 125
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 1
Bandara Aktif: 507
Skor: 12,92
Tiongkok memiliki militer terbesar di dunia dengan jumlah personel lebih dari 2 juta tentara aktif. Negara ini juga memiliki keuntungan tersendiri karena besarnya perekonomiannya, yang dimanfaatkan Beijing untuk meningkatkan angkatan bersenjatanya.
China juga merupakan salah satu negara dengan teknologi paling maju di dunia, dan oleh karena itu, tidak mengherankan jika melihat mereka bersaing dengan Amerika Serikat dalam hal teknologi militer.
China telah mengembangkan jet tempur siluman J-20A sendiri yang diperkirakan akan melampaui persediaan F-22 Amerika. Negara ini juga memiliki kehadiran yang signifikan di luar angkasa dengan 125 satelit.
2. Rusia
PDB (2022): US$ 2,2 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 86,4 miliar
Tenaga Kerja: 830.900
Tank: 12.566
Senjata Nuklir: 6.255
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 4.173
Aset Angkatan Laut: 598
Satelit Militer: 102
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 9
Bandara Aktif: 1.218
Skor: 17,44
Meskipun menghadapi kemunduran dalam ambisinya di Ukraina, Rusia tetap menjadi salah satu negara paling kuat di dunia dalam hal kekuatan militer. Rusia berhasil mengungguli Tiongkok karena armada tanknya yang besar dan persenjataan nuklirnya yang memiliki hulu ledak 350 kali lebih banyak dibandingkan Tiongkok.
Namun, tampaknya hanya masalah waktu sebelum China melampaui Rusia, setelah melihat keterbatasan peralatan militer Rusia yang sudah ketinggalan zaman di Ukraina.
1. Amerika Serikat
PDB (2022): US$ 25,4 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 877 miliar
Tenaga Kerja: 1.390.000
Tank: 5.500
Senjata Nuklir: 5.550
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 13.246
Aset Angkatan Laut: 484
Satelit Militer: 218
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 79
Bandara Aktif: 13.513
Skor: 31,44
Amerika Serikat adalah negara dengan militer paling kuat di dunia. Negara ini menyumbang 40% dari pengeluaran militer global, menghabiskan hampir tiga kali lipat anggaran pertahanan China pada tahun 2022.
AS adalah rumah bagi beberapa perusahaan manufaktur persenjataan dan kedirgantaraan terbesar di dunia. Armada pesawatnya tidak tertandingi dengan lebih dari 13.000 pesawat dan jet tempur, termasuk sekitar 360 F-35 menurut Nikkei Asia. AS juga memiliki jumlah lapangan terbang aktif tertinggi di dunia. Negara ini juga memiliki sekitar 750 pangkalan militer di 79 negara.
Militer Indonesia di posisi 21
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Militer Indonesia masuk dalam jajaran 25 militer paling perkasa dunia. Di situ, militer Indonesia menduduki posisi 21, satu tingkat lebih kuat dari militer Australia.
Berikut adalah profil militer Indonesia:
PDB (2022): US$ 1,32 triliun
Belanja Pertahanan (2022): US$ 8,8 miliar
Tenaga Kerja: 400.000
Tank: 314
Senjata Nuklir: 0
Pesawat Militer, termasuk Jet Tempur: 461
Aset Angkatan Laut: 324
Satelit Militer: 0
Pangkalan Militer Luar Negeri (negara): 0
Lapangan Udara Aktif: 673
Skor: 3,20
Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, memiliki anggaran belanja pertahanan senilai US$ 8,8 miliar tahun lalu termasuk pesanan dua kapal selam Scorpene dan 42 jet tempur Rafale.
Indonesia, dengan PDB sebesar US$ 1,32 triliun, mempunyai potensi untuk lebih memperkuat militernya dengan memanfaatkan kekuatan ekonominya.