Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan BUMN China, State Grid Corp, telah sepakat mengakuisisi 49% saham Oman Electricity Transmission Co, perusahaan transmisi listrik milik pemerintah Oman. Itu adalah langkah privatisasi pertama yang dilakukan produsen minyak non-OPEC terbesar di Timur Tengah tersebut.
State Grid mengumumkan kesepakatan itu dalam websitenya pada Senin (16/12), namun tidak memberikan rincian nilai transaksinya. Pernyataan itu mengkonfirmasi laporan Bloomberg sebelumnya.
Baca Juga: Jiwasraya nyerah, gagal bayar klaim polis Rp 12, 4 triliun di Desember ini
Sebelumnya, sumber Bloomberg yang tidak bersedia disebut namanya mengungkapkan, State Grid akan membeli sahan Oman Electricity Transmission Co sekitar US$ 2 miliar.
Sumber tersebut bilang, langkah privatisasi perusahaan BUMN Oman telah menarik minat dari investor besar internasional. Dan itu merupakan yang terbesar dalam ukuran sektor listrik negara. Nama Holding akan tetap mempertahankan kepemilikan mayoritas di Oman Electricity setelah transaksi.
Kesepakatan itu merupakan tonggak monarki Teluk Arab karena memulai penjualan aset entitas milik pemerintah untuk menyumbat salah satu defisit anggaran terbesar di antara eksportir minyak.
Baca Juga: Jual saham Jiwasraya Putra ke investor, Jiwasraya tawarkan captive market
Ini juga merupakan tanda meningkatnya minat China di Timur Tengah di tengah rencana Presiden Xi Jinping untuk meningkatkan pengaruh politik negara dan menghidupkan kembali rute perdagangan kuno di bawah inisiatif "One Belt, One Road" -nya.
Oman memiliki salah satu kekurangan anggaran terbesar dari semua kedaulatan yang dilacak oleh Fitch Ratings.
Keuangan monarki Teluk Arab telah dirugikan oleh harga minyak yang kian melempem, mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan sumber pendanaan alternatif dan telah mengumpulkan uang dari pasar utang internasional untuk menutup defisit.
Baca Juga: Jangan kaget, rupanya Pertamina juga punya bisnis cuci mobil
Oman Electricity memiliki dan mengoperasikan jaringan transmisi utama negara. Perusahaan yang merupakan anak perusahaan Nama Holding, membukukan keuntungan 23 juta real (US$ 60 juta) untuk paruh pertama 2019, naik dibandingkan dengan 17 juta real untuk periode yang sama tahun lalu.