Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pasar saham Asia bergerak fluktuatif pada perdagangan Kamis (28/8/2025), seiring kekhawatiran investor terhadap prospek bisnis China Nvidia menahan sentimen positif dari laporan keuangan kuat perusahaan chip raksasa tersebut.
Sementara itu, dolar AS tetap rentan karena spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat.
Baca Juga: Harga Emas Spot Bertahan di Level US$ 3.390,91 Kamis (28/8) Pagi
Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang bergerak naik-turun, terakhir turun 0,2%, seiring kontrak berjangka saham AS melemah akibat penurunan harga saham Nvidia di perdagangan after-hours. Nvidia saat ini menjadi perusahaan paling bernilai di dunia.
“Setelah kenaikan yang kuat, eksposur investor cukup tinggi sehingga sedikit kekecewaan saja bisa memicu reaksi,” kata Charu Chanana, kepala strategi investasi Saxo di Singapura.
Ia menambahkan, meski ada sedikit imbas, hal ini tidak akan merusak kepercayaan investor secara luas.
Saham produsen chip Asia, terutama di Korea Selatan dan Taiwan, menjadi yang paling terdampak dari pergerakan saham Nvidia.
Pasar AS sebelumnya mencatat rekor tertinggi, namun kontrak S&P 500 e-mini turun 0,2% dan Nasdaq futures anjlok 0,4% setelah Nvidia merilis hasil keuangannya.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.967,2 di Pagi Ini (28/8), MDKA, ARTO, BBTN Jadi Top Gainers LQ45
Kekhawatiran investor berfokus pada bisnis Nvidia di China yang tertahan akibat ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing.
Goldman Sachs mencatat dalam laporan risetnya bahwa manajemen Nvidia tidak mengirim produk H20 ke China pada kuartal terakhir.
Di Jepang, saham bergerak fluktuatif setelah Kyodo News melaporkan pembatalan kunjungan pejabat perdagangan top Ryosei Akazawa ke AS untuk menuntaskan rincian kesepakatan dagang. Indeks Nikkei 225 terakhir naik 0,4%.
Saham Korea Selatan menguat 0,3% setelah Bank of Korea mempertahankan suku bunga di 2,5%, sesuai ekspektasi.
Sebaliknya, saham Hong Kong melemah, dengan Hang Seng Index turun 1%, dipimpin oleh penurunan 9,7% saham Meituan setelah laba kuartal II perusahaan jasa pengiriman makanan itu merosot.
Di pasar valuta, dolar AS berada di posisi defensif seiring meningkatnya taruhan investor terhadap pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan, menyusul sikap dovish Ketua The Fed Jerome Powell dan manuver Presiden Donald Trump untuk mengontrol kebijakan bank sentral.
Trump sebelumnya mengumumkan pemecatan Gubernur Fed Lisa Cook, yang memicu kekhawatiran investor soal independensi The Fed. Cook berencana menggugat pemerintah AS.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Hari Ini (28/8), IHSG Berpotensi Sideways
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke 4,2362% dibandingkan penutupan sebelumnya 4,238%.
Pasar saat ini memperkirakan peluang 88,7% untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Fed 17 September, meningkat dari 61,9% sebulan lalu, menurut CME FedWatch Tool.
Dolar melemah 0,1% terhadap yen menjadi 147,275, sementara euro menguat 0,1% ke level $1,16475, memperpanjang tren kenaikan tiga minggu terakhir.
Di pasar komoditas, minyak Brent turun 0,5% ke $67,74 per barel, sementara emas sedikit melemah 0,2% menjadi $3.391,60 per troi ons.