Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Pasar Obligasi AS
Obligasi pemerintah AS mempertahankan penguatan dari sesi sebelumnya setelah pekan lalu mengalami aksi jual terbesar dalam beberapa dekade, yang menyebabkan lonjakan imbal hasil. Harga obligasi dan imbal hasil bergerak berlawanan arah.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun stabil di level 4,3564%, setelah turun hampir 13 basis poin pada perdagangan sebelumnya.
Obligasi tenor dua tahun juga nyaris tak berubah di 3,8450% setelah anjlok 12 basis poin pada Senin.
Beberapa analis menilai komentar Gubernur The Fed Christopher Waller turut berkontribusi pada penurunan imbal hasil.
Ia menyebut kebijakan tarif Trump sebagai “guncangan besar” bagi ekonomi AS dan membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga meskipun inflasi masih tinggi.
Presiden The Fed Bank of Atlanta Raphael Bostic juga menyarankan bank sentral untuk menahan suku bunga sampai ada kejelasan lebih lanjut.
Pasar kini memperkirakan akan ada pelonggaran suku bunga sebesar 85 bps hingga akhir tahun, dengan sebagian besar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan berikutnya.
Baca Juga: Ancaman Terbaru Trump: Tarif Impor Chip Semikonduktor Segera Diberlakukan
Mata Uang dan Komoditas
Di pasar valas, dolar AS bertahan dekat level terendah tiga tahun terhadap euro di US$1,13245 dan mendekati posisi terlemahnya dalam satu dekade terhadap franc Swiss.
"Perilaku dolar AS kini berubah – bukan lagi merespons selisih suku bunga, tetapi lebih pada aliran modal," kata Sachanandani dari SocGen.
“Dolar tidak menyukai prospek turunnya profitabilitas perusahaan AS, meningkatnya inflasi bagi konsumen, serta merosotnya minat investor asing terhadap aset AS.”
Harga minyak naik seiring sentimen positif dari pengecualian tarif terbaru. Kontrak Brent naik 0,2% menjadi US$65,01 per barel, sementara WTI menguat 0,24% ke US$61,68.
Harga emas spot bertahan dekat rekor tertinggi di US$3.221,45 per ons troi.