Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Indeks saham Korea Selatan dibuka menguat pada perdagangan Kamis (18/9/2025), didorong oleh reli emiten chip besar setelah Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) menurunkan suku bunga acuannya.
Melansir Reuters, Indeks acuan KOSPI naik 12,97 poin atau 0,38% ke level 3.426,37 pada pukul 09.47 waktu setempat.
Baca Juga: Harga Emas Terkoreksi pada Kamis (18/9/2025) Pagi Usai The Fed Pangkas Suku Bunga
Sehari sebelumnya, KOSPI sempat terkoreksi 1,05% setelah mencetak reli 11 hari beruntun yang membawa indeks ke rekor tertinggi.
Kebijakan The Fed yang memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak Desember lalu, serta memberi sinyal kemungkinan pemangkasan lanjutan, menjadi sentimen positif di pasar.
Langkah tersebut dilakukan guna menahan perlambatan di pasar tenaga kerja AS yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Saham Chip Jadi Motor Kenaikan
Raksasa semikonduktor Samsung Electronics naik 1,21%, sementara SK Hynix melesat 3,60%. Kedua saham tersebut melanjutkan tren positif seiring optimisme investor terhadap potensi pertumbuhan kecerdasan buatan (AI).
Di sisi lain, kinerja emiten lain masih beragam. LG Energy Solution turun 0,43%, sedangkan Hyundai Motor naik tipis 0,12% dan Kia Corp menguat 0,30%.
Baca Juga: The Fed Pangkas Suku Bunga, Isyaratkan Pemangkasan Lanjutan
POSCO Holdings terkoreksi 0,18%, sementara Samsung BioLogics stagnan.
Dari 920 saham yang diperdagangkan, 462 saham menguat, 376 melemah, dan sisanya stagnan. Investor asing tercatat sebagai penjual bersih senilai 116,9 miliar won (US$84,5 juta).
Mata uang won Korea melemah 0,48% ke level 1.383,0 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di 1.376,3.
Baca Juga: IHSG Cetak Rekor Baru, Simak Rekomendasi Saham BRIDanareksa Hari Ini (18/9)
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 3 tahun naik 1,6 basis poin menjadi 2,432%, dan yield acuan tenor 10 tahun bertambah 1,3 basis poin ke 2,803%.
Pemerintah Korea Selatan melalui Menteri Keuangan menyatakan akan terus memantau risiko utama pasar, termasuk ketidakpastian kebijakan tarif AS dan indikator ekonomi global, serta siap merespons cepat jika diperlukan.