Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Sebelumnya, pertempuran sebagian besar terbatas di wilayah perbatasan Israel-Lebanon, seiring perang Israel yang sudah berlangsung setahun melawan kelompok Hamas di Gaza.
Israel menyatakan tujuannya adalah untuk memungkinkan warga di Israel utara, yang terus dibombardir oleh Hezbollah sejak 8 Oktober tahun lalu, dapat kembali ke rumah mereka dengan aman.
Serangan Israel telah menghilangkan sebagian besar pimpinan militer senior Hezbollah, termasuk Nasrallah yang tewas dalam serangan udara pada 27 September.
Baca Juga: Israel Serang Markas Intelijen Hezbollah di Lebanon, Iran Tegaskan Tak Akan Mundur
Serangan Israel juga telah menewaskan ratusan warga sipil Lebanon, termasuk petugas penyelamat, dan menyebabkan sekitar 1,2 juta orang, seperempat dari populasi Lebanon, mengungsi.
Sabtu lalu, serangan di kamp pengungsi Palestina di Tripoli menewaskan anggota Hamas beserta istri dan dua anaknya, menurut pejabat Lebanon. Sumber yang terafiliasi dengan Hamas juga melaporkan kematian seorang pemimpin sayap bersenjata mereka. Militer Israel belum berkomentar terkait serangan di Tripoli.
Di Dahiyeh, yang pernah menjadi pusat kegiatan padat penduduk dan merupakan kubu kuat Hezbollah, pemboman terus terjadi setiap malam. Pada Sabtu, asap tebal terlihat mengepul di atas Dahiyeh, dengan sebagian besar wilayah tersebut telah hancur, memaksa penduduk mengungsi ke bagian lain Beirut atau Lebanon.
Baca Juga: Khamenei: Iran dan Sekutunya Tak akan Mundur dari Israel
Sementara itu, di Israel utara, sirene serangan udara berbunyi, membuat warga berlarian ke tempat perlindungan saat roket ditembakkan dari Lebanon.