Sumber: Businessweek, LA Times | Editor: Sanny Cicilia
WASHINGTON. Caterpillar Inc, produsen alat berat terbesar dunia, mengakui telah memindahkan sejumlah keuntungan bisnis ke Swiss. Namun manajemen menegaskan, aksi tersebut dilakukan tanpa melanggar peraturan perpajakan di AS.
Julie Lagacy, pihak yang bertanggungjawab atas operasi pajak luar negeri Caterpillar mengatakan, perusahaan melakukan transaksi keuangan sesuai dengan standar dan kehati-hatian. Perpindahan dana dilakukan untuk mengurangi penggunaan uang untuk keperluan yang tidak diperlukan.
"Kami tidak bisa tetap kompetitif, membuat lapangan pekerjaan, atau meningkatkan ekspor jika membiarkan adanya pengeluaran yang tidak penting," kata Lagacy, di hadapan sidang komite investigasi parlemen.
Dia bilang, tarif pajak efektif Caterpillar sekitar 29% dan perusahaan menghabiskan US$ 700 juta untuk pajak laba, properti, pendapatan, dan lain-lain di tahun lalu dengan peraturan AS yang berlaku.
Sebelumnya, Senator Carl Levin mengumumkan, Caterpillar telah mengalihkan keuntungan US$ 8 miliar sejak tahun 2000 - 2012, dengan memindahkan sebagian besar laba ke perusahaan terafiliasi di Swiss.
Jika pajak korporasi AS berkisar 30%-35%, Caterpillar menyembunyikan pajak sebesar US$ 2,4 miliar. Tak hanya itu, Levin juga bilang, Caterpillar bernegosiasi di Swiss agar mendapatkan pajak ringan antara 4%-6%, dibandingkan pajak resmi Swiss 8,5%.
"Caterpillar merupakan kisah sukses korporasi Amerika yang menjadi ikon mesin industrial. Namun, dia juga bergabung dalam klub korporasi yang mengalihkan keuntungan untuk menghindari pajak AS," kata Levin yang berasal dari Demokrat. Dia juga menunjuk keterlibatan auditor dan konsultan pajak PricewaterhouseCoopers yang telah menunjukkan celah pajak dan menerapkan strategi pajak baru.
Sebelumnya, parlemen AS juga sudah meminta keterangan perusahaan raksasa seperti Apple Inc, Google, Microsoft Corp, atau Hewlett-Packard Co berdasarkan tuduhan yang sama.