Sumber: Businessinsider | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor kenamaan Cathie Wood optimistis paket kompensasi baru senilai US$ 1 triliun atau sekitar Rp 16.500 triliun (kurs Rp 16.500) untuk Elon Musk akan lolos dengan mudah dalam pemungutan suara pemegang saham Tesla bulan depan.
Dalam unggahan di platform X pada Minggu malam, pendiri ARK Invest yang juga dikenal sebagai pendukung setia Tesla itu mengatakan, dirinya yakin rencana gaji baru Musk akan “menang telak”, meski mendapat penolakan dari lembaga penasihat investasi dan dana indeks besar.
“Ketika pemegang saham pertama kali menyetujui paket gaji Elon Musk pada 2018, Tesla belum masuk ke dalam indeks saham mana pun, dan hasilnya tetap menang telak,” tulis Wood.
“Sekarang Tesla sudah menjadi 2,4% dari S&P 500, tapi itu belum cukup bagi dana indeks untuk mengubah hasil. Saya yakin paket baru Elon akan kembali menang telak.”
Baca Juga: Pemegang Saham Tesla Tolak Paket Kompensasi US$1 Triliun Elon Musk
Rencana kompensasi baru Tesla, yang akan diputuskan melalui pemungutan suara pemegang saham pada 6 November, bakal menjadi yang terbesar dalam sejarah korporasi.
Jika disetujui, Musk berpeluang menerima saham senilai hingga US$1 triliun apabila berhasil mencapai sejumlah target kinerja — termasuk mendorong valuasi Tesla hingga US$8,5 triliun dan memenuhi 12 target operasional.
Target itu mencakup penjualan 12 juta mobil, produksi satu juta robot humanoid, peluncuran satu juta robotaksi, serta peningkatan laba bersih disesuaikan dari US$ 16,6 miliar pada 2024 menjadi US$ 400 miliar.
Dewan direksi Tesla memperingatkan, jika proposal tersebut ditolak, Musk bisa saja mengurangi perannya di perusahaan atau bahkan meninggalkan Tesla sepenuhnya.
Baca Juga: Elon Musk Berjuang Kembalikan Paket Gaji Rp929 Triliun dari Tesla
Namun, rencana itu menuai kritik dari lembaga penasihat pemegang saham seperti Institutional Shareholder Services (ISS), yang mendesak investor untuk menolak proposal tersebut karena dianggap terlalu besar dan minim batasan pengaman.
Wood menilai ketergantungan investor institusional pada lembaga penasihat seperti ISS menunjukkan masalah dalam sistem keuangan saat ini.
“Menyedihkan bahwa pemegang saham institusional harus bergantung pada lembaga penasihat untuk tahu bagaimana harus memilih,” tulisnya lagi.
“Dana indeks tidak melakukan riset fundamental, tapi mendominasi hak suara. Investasi berbasis indeks adalah bentuk sosialisme. Sistem investasi kita rusak.”
Elon Musk langsung membalas unggahan Wood dengan satu kata: “Absolutely.”
Baca Juga: Tanpa Target Kinerja, Elon Musk Dapat Paket Gaji Rp 473 Triliun dari Tesla
Sebagai salah satu pendukung paling setia Musk di Wall Street, Wood menilai kompensasi besar ini bukanlah bentuk keserakahan, melainkan penghargaan atas inovasi.
Ia sebelumnya juga menyebut keputusan pengadilan Delaware yang membatalkan paket gaji Musk tahun 2018 sebagai tindakan “tidak Amerika”, dan mendesak pengadilan banding untuk “melakukan hal yang benar.”
Jika proposal baru ini disetujui, kepemilikan saham Musk di Tesla bisa meningkat dari 13% menjadi hampir 29%, memberinya kendali lebih besar atas arah perusahaan — terutama saat Tesla gencar mengembangkan kecerdasan buatan (AI), robotika, dan kendaraan otonom.
Bagi Wood, hasilnya tampak sudah bisa ditebak. “Investor ritel kemungkinan kembali mendominasi suara kali ini,” tulisnya menutup. “America!”