Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk, orang terkaya di dunia, berpotensi menjadi triliuner pertama melalui paket gaji baru Tesla yang diumumkan dewan direksi pada 5 September 2025.
Paket ini sepenuhnya berbentuk saham Tesla dan akan diajukan untuk persetujuan dalam rapat umum pemegang saham pada 6 November 2025.
Jika Tesla berhasil meningkatkan valuasi pasar dari US$1,1 triliun menjadi US$8,5 triliun, Musk berpeluang menambah kekayaannya sekitar US$900 miliar, sehingga kepemilikannya bisa mencapai hampir 29% saham Tesla.
Menurut The New York Times dikutip vnexpress, hal ini akan menjadikannya sebagai penerima paket kompensasi terbesar dalam sejarah perusahaan publik.
Syarat Ambisius untuk Mencapai Target
Untuk membuka kompensasi tersebut, Musk diwajibkan bertahan di Tesla setidaknya tujuh setengah tahun dan memenuhi sejumlah target ambisius, di antaranya:
-
Mengoperasikan satu juta taksi otonom
-
Memproduksi satu juta robot humanoid
-
Meningkatkan laba perusahaan hingga 24 kali lipat
Baca Juga: Forbes 400 Tahun 2025: Elon Musk Tetap di Puncak
Ketua dewan Tesla, Robyn Denholm, dan direktur Kathleen Wilson-Thompson menekankan bahwa mempertahankan Musk sangat penting. Dalam surat kepada pemegang saham yang dikutip New York Post, mereka menulis:
“Sederhananya, mempertahankan dan memberi insentif kepada Elon sangat fundamental agar Tesla dapat mencapai tujuan ini dan menjadi perusahaan paling berharga dalam sejarah.”
Ancaman Mundur dan Kritik Investor
Menurut Bloomberg, Musk sempat memperingatkan dewan Tesla bahwa ia mungkin meninggalkan perusahaan untuk mengejar “kepentingan lain” jika tidak diberikan kendali suara sebesar 25% dan kompensasi penuh atas “jasa masa lalu”-nya.
Meski demikian, paket ini berpotensi mendapat penolakan. Sebagian investor sebelumnya mengkritik keterlibatan politik Musk dan mempertanyakan komitmennya sebagai CEO.
Pada 2018, pemegang saham memang menyetujui paket kompensasi berbasis kinerja senilai lebih dari US$50 miliar, namun kemudian dibatalkan dua kali oleh hakim Delaware pada 2024 setelah menghadapi gugatan hukum.
Tantangan Tesla di Tengah Persaingan Global
Para analis menilai target baru ini sangat sulit tercapai. Penjualan Tesla mengalami penurunan dalam setahun terakhir, sementara persaingan dari produsen mobil otonom dan robotika global semakin ketat.
Baca Juga: Kekayaan Larry Ellison Melonjak Dekati Elon Musk
Selain itu, kritik juga muncul terkait kesenjangan pendapatan. Natalia Renta, Associate Director di Americans for Financial Reform, menyoroti ketimpangan antara gaji karyawan dan paket Musk:
“Pekerja median Tesla hanya menghasilkan US$57.000, sementara Musk bisa mendapatkan hingga US$1 triliun sebagai CEO paruh waktu. Ini sangat keterlaluan.”
Jejak Awal Musk di Tesla
Tesla Motors didirikan pada Juli 2003 oleh Martin Eberhard dan Marc Tarpenning sebagai penghormatan kepada penemu Nikola Tesla. Pada 2004, mereka mengajak Musk untuk pendanaan, menghasilkan pendanaan Seri A senilai US$7,5 juta, di mana Musk menyumbang US$6,5 juta dan menjadi ketua dewan.
Awalnya hanya sebagai penasihat dan investor, Musk kemudian mendorong kendali lebih besar atas keputusan produk dan kerap menentang manajemen.
Pada Agustus 2007, dewan Tesla yang didominasi Musk menggulingkan Eberhard sebagai CEO, dan Musk akhirnya resmi menjabat sebagai CEO pada 2008 hingga kini.