kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.918.000   12.000   0,63%
  • USD/IDR 16.389   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.583   -34,91   -0,46%
  • KOMPAS100 1.060   -4,78   -0,45%
  • LQ45 800   -4,97   -0,62%
  • ISSI 255   -0,31   -0,12%
  • IDX30 414   -2,14   -0,51%
  • IDXHIDIV20 474   -2,06   -0,43%
  • IDX80 120   -0,49   -0,41%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 132   -1,00   -0,75%

Elon Musk Diprediksi Jadi Triliuner Pertama Dunia pada 2027


Selasa, 29 Juli 2025 / 14:07 WIB
Elon Musk Diprediksi Jadi Triliuner Pertama Dunia pada 2027
ILUSTRASI. Elon Musk Diprediksi Jadi Triliuner Pertama Dunia pada 2027. REUTERS/Carlos Barria


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Selain sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai US$251 miliar, Elon Musk disebut-sebut akan menjadi manusia pertama yang meraih status triliuner pada tahun 2027.

Prediksi ini disampaikan oleh Informa Connect Academy, sebuah lembaga yang memantau perkembangan kekayaan para tokoh dunia.

Laporan Trillion Dollar Club 2024 dari akademi tersebut menyebutkan bahwa kekayaan Musk—yang merupakan CEO dari produsen mobil listrik Tesla, perusahaan roket swasta SpaceX, dan platform media sosial X (sebelumnya Twitter)—tumbuh rata-rata sebesar 110% setiap tahunnya.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Era Media Sejahtera (DOOH) Melesat pada Semester I-2025

Selain Musk, laporan ini juga memprediksi bahwa pendiri konglomerat bisnis asal India, Gautam Adani, akan menjadi orang kedua yang menyandang status triliuner. Ini diperkirakan terjadi pada tahun 2028, jika laju pertumbuhan kekayaannya tetap di angka 123% per tahun.

Melansir dari The Guardian, dua nama lain yang diperkirakan akan menyusul pada tahun yang sama adalah Jensen Huang, CEO perusahaan teknologi Nvidia, serta Prajogo Pangestu, taipan energi dan tambang asal Indonesia.

Bernard Arnault, pimpinan grup barang mewah LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton sekaligus orang terkaya ketiga di dunia dengan kekayaan sekitar US$200 miliar, diperkirakan akan mencapai kekayaan triliunan dolar pada tahun 2030. Di tahun yang sama, CEO Meta Mark Zuckerberg juga diprediksi menyusul.

Sejumlah perusahaan global saat ini telah mencatat valuasi lebih dari US$1 triliun. Berkshire Hathaway menjadi yang terbaru dalam daftar tersebut pada akhir Agustus lalu, tepat sebelum pendirinya Warren Buffett merayakan ulang tahun ke-94.

Nvidia sendiri telah masuk klub US$1 triliun pada Mei 2023 dan menyentuh US$3 triliun pada Juni, menjadikannya perusahaan paling bernilai kedua di dunia saat itu, setelah Microsoft dan mengungguli Apple.

Musk Tuai Kecaman karena Unggahan Kontroversial

Namun, sebagaimana dicatat CNBC, pertanyaan tentang siapa yang akan menjadi triliuner pertama dunia telah lama menarik perhatian publik sejak dunia menyambut miliarder pertamanya pada 1916.

Kala itu, gelar tersebut disandang oleh John D. Rockefeller dari Amerika Serikat, pendiri sekaligus pemegang saham terbesar Standard Oil.

Meskipun menarik perhatian publik, banyak kalangan akademisi menilai akumulasi kekayaan yang begitu besar sebagai sebuah masalah sosial.

Salah satu laporan menyebut bahwa 1% orang terkaya di dunia menyumbang emisi karbon lebih banyak dibandingkan dengan 66% penduduk termiskin—yang menjadi salah satu pendorong utama krisis iklim saat ini.

Beberapa hari sebelum Informa Connect Academy mengeluarkan laporan ini, Musk sempat menuai kontroversi akibat salah satu unggahannya di platform X.

Dalam unggahan tersebut, ia menyebut wawancara antara mantan pembawa acara Fox News, Tucker Carlson, dengan podcaster Darryl Cooper sebagai "sangat menarik dan layak ditonton".

Dalam wawancara itu, Cooper mengklaim bahwa Nazi sebenarnya tidak berniat membunuh jutaan orang saat melakukan Holocaust, yang menewaskan enam juta orang Yahudi selama Perang Dunia II.

Tonton: Pemerintah Suntik Pendanaan 4 Bank Buat Disalurkan ke Kopdes Merah Putih

Ia menyebut bahwa rezim Adolf Hitler hanya tidak memiliki kapasitas untuk mengurus mereka, bahkan menyalahkan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill atas eskalasi perang tersebut.

Musk kemudian menghapus unggahan tersebut. Sementara itu, Gedung Putih mengutuk wawancara Carlson dengan Cooper sebagai “penghinaan yang menjijikkan dan sadis terhadap seluruh rakyat Amerika.”

Pada bulan Agustus lalu, Musk secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Donald Trump yang kembali mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Republik pada pemilu November mendatang. Wakil Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, juga ikut bertarung dalam pemilu tersebut.

Selanjutnya: Alur dan Syarat Sertifikasi Halal Gratis untuk UMK lewat Program SEHATI BPJPH

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Weekday 29-31 Juli 2025, Ayam Kampung Diskon hingga Rp 22.000




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×