Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - JOHANNESBURG. Otoritas kesehatan tertinggi Uni Afrika menegur negara-negara kaya yang saat ini mulai menimbun dosis vaksin Covid-19 untuk digunakan sebagai booster atau dosis ketiga. Mengingat manfaat booster yang belum terbukti, kelebihan dosis tersebut diharapkan dikirim ke Afrika.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) John Nkengasong dalam konferensi persnya hari Kamis (9/9), menyayangkan sikap banyak negara kaya yang mengabaikan saran WHO untuk menunda suntikan booster.
WHO telah menyarankan agar booster tidak terburu-buru diberikan mengingat manfaatnya tidak terlalu siginifikan. Bagi WHO, saat ini lebih penting untuk memberikan vaksin secara merata di seluruh dunia.
Baca Juga: Korea Selatan siap hidup normal, berdampingan dengan COVID-19
Negara-negara kaya seperti Jerman, Prancis dan Israel berencana untuk memberikan suntikan ketiga, karena kekhawatiran bahwa kekebalan dari dua dosis standar akan berkurang.
"Kami tidak tahu pada titik mana kekebalan turun ke tingkat di mana ia berhenti menawarkan perlindungan. Tanpa bukti yang jelas, itu sama saja dengan berjudi," ungkap Nkengasong, seperti dikutip Reuters.
Nkengasong dan CDC Afrika masih meyakini bahwa manfaat dari suntikan booster belum memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan antibodi dalam melawan virus corona.
Program suntikan booster akan mempersulit Afrika
CDC Afrika menyayangkan banyak negara yang terburu-buru memberikan dosis ketiga, sementara masih sangat banyak orang di seluruh dunia yang belum menerima satu dosis pun.
Nkengasong mengatakan program suntikan ketiga akan mempersulit Afrika untuk memenuhi targetnya untuk memvaksinasi 60% hingga 70% orang, yang membutuhkan setidaknya 1,6 miliar dosis.
Baca Juga: China gelontor dana 200 juta yuan untuk bantuan kemanusiaan di Afghanistan
Program COVAX juga mendesak negara-negara kaya yang telah memenuhi kebutuhan domestik mereka untuk kehilangan volume daripada memberikan suntikan ketiga.
Sejalan dengan itu, kepala WHO Afrika Matshidiso Moeti telah mendesak negara-negara kaya dengan persediaan vaksin yang jauh melampaui kebutuhan populasi mereka untuk membagikannya ke negara yang lebih membutuhkan.
"Kami mengadvokasi mereka untuk menyediakannya ke negara-negara berpenghasilan rendah melalui COVAX. Saat mendesak bagi Afrika saat ini untuk mengejar vaksinasi," kata Moeti.
Melansir Reuters, saat ini baru 3% dari total populasi Afrika yang telah menerima vaksinasi Covid-19. Sebanyak 145,4 juta dosis telah disebarkan ke seluruh Afrika dan tiga perempatnya telah diberikan.