Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Para CEO perusahaan energi raksasa Rusia Gazprom dan Rosneft, Alexei Miller dan Igor Sechin, disebut-sebut bakal bergabung dengan rombongan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menyambangi China pada bulan depan. Hal itu diungkapkan oleh sumber yang mengetahui rencana tersebut kepada Reuters.
Putin dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping untuk melakukan pembicaraan di Beijing. Dia juga dijadwalkan akan menghadiri Forum Belt and Road yang ketiga menyusul undangan dari Xi selama kunjungan penting ke Moskow pada bulan Maret.
Sumber Reuters tersebut mengatakan pejabat senior energi Rusia lainnya juga akan ikut dalam delegasi tersebut. Sechin akan mengadakan acara energinya sendiri setelah kunjungan Putin, kata sebuah sumber, tanpa memberikan rincian.
Gazprom, produsen gas alam terbesar di dunia, dan Rosneft, produsen minyak terbesar Rusia, tidak segera menjawab permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.
Rusia memperkuat hubungannya dengan Asia, terutama kekuatan ekonomi China, untuk mengimbangi berkurangnya perdagangan dengan Eropa, sehubungan dengan tindakan Moskow di Ukraina.
Baca Juga: Balas Sanksi Barat, Vladimir Putin Larang Ekspor Solar
Perdagangan China-Rusia telah melonjak sejak apa yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina dimulai pada Februari 2022. Rusia telah menjual minyak dalam jumlah yang lebih besar ke negara-negara Asia, termasuk China, yang tidak dapat lagi dijual ke negara-negara Barat karena sanksi ekonomi.
Putin terakhir kali mengunjungi Beijing pada Februari 2022, beberapa hari sebelum mengirim puluhan ribu tentara Rusia ke Ukraina. Ia dan Xi mengumumkan kemitraan 'tanpa batas', meskipun Moskow mengatakan hal ini tidak menandakan aliansi militer.
Rusia ingin mendapatkan kesepakatan untuk menjual lebih banyak gas alam ke China dan berencana membangun jaringan pipa Power of Siberia-2, yang akan melintasi Mongolia dan memiliki kapasitas tahunan sebesar 50 miliar meter kubik (bcm).
Bandingkan dengan 38 miliar meter kubik yang diperkirakan akan dicapai oleh Power of Siberia yang saat ini beroperasi pada tahun 2025.
Baca Juga: Pulang dari Rusia, Kim Jong Un Disambut Sorak Sorai Warganya
Jalur pipa yang diusulkan akan mengalirkan gas dari ladang semenanjung Yamal di Siberia bagian barat ke Tiongkok, yang merupakan konsumen energi terbesar dunia.
China dan Rusia belum menyepakati persyaratan pengiriman gas melalui rute tersebut, termasuk harga. Negosiasi berlangsung rumit, sebagian karena Tiongkok diperkirakan tidak akan membutuhkan lebih banyak gas hingga setelah tahun 2030, kata para analis industri.
Tidak jelas apakah ada kesepakatan yang akan ditandatangani selama kunjungan Putin ke Beijing.