Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
Selain sebagai bentuk penghormatan kepada petugas kesehatan dan petugas lapangan lainnya, menyalakan lilin dianggap sebagai lambang untuk menghalau kegelapan yang ditebarkan oleh virus corona.
Menurut Tjandra, kegiatan ini adalah kelanjutan dari aktivitas pada 22 Maret lalu pukul 17:00 waktu setempat. Kala itu, sebanyak 1,3 miliar penduduk India bertepuk tangan selama 5 menit di teras atau balkon rumah masing-masing.
Sejak Rabu (25/3) pukul 00:00, India resmi memberlakukan total lockdown dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19. Artinya, sebanyak 1,3 miliar penduduk India harus berada di rumah selama 21 hari.
Sekolah dan kantor ditutup, kecuali yang amat vital. Kereta subway berhenti, bus berkurang drastis dan hanya boleh untuk yang bertugas. Toko makanan dan farmasi tetap buka, namun untuk masuk ke dalam toko harus menerapkan physical distancing.
"Bandara pun ditutup, sehingga saya yang biasa sebulan sekali ke Jakarta maka terpaksa hanya ngobrol dengan cucu di Jakarta lewat face time saja," tutur Tjandra.
Tahapan pengambilan keputusan lockdown India cukup menarik. Pada 19 Maret, pemerintah mengumumkan pada Minggu 22 Maret adalah “Janta Curfew“ atau jam malam masyarakat seluruh India. "Saya pun nonton TV di rumah saja," kata Tjandra.
Uniknya, pada jam 17:00 seluruh penduduk diminta ke balkon dan teras rumah masing-masing untuk bertepuk tangan selama 5 menit sebagai ungkapan terima kasih kepada petugas yang bekerja melayani masyarakat (kesehatan, polisi, pelayanan umum dan lain-lain).
>> Seluruh penduduk berdiam di rumah, baca di halaman berikutnya