kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cerita dokter Spanyol dan Italia yang terpaksa memilih pasien muda untuk diselamatkan


Jumat, 27 Maret 2020 / 11:43 WIB
Cerita dokter Spanyol dan Italia yang terpaksa memilih pasien muda untuk diselamatkan
ILUSTRASI. Petugas medis di Spanyol. REUTERS/Borja Suarez


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

"Generasi lain di Spanyol tidak pernah harus menghadapi secara kolektif sesuatu yang begitu sulit," katanya.

Di rumah sakit La Paz, kompleks 17 gedung yang luas tempat Dr Bernabeu bekerja, ada 240 orang di ruang gawat darurat pada satu titik pada hari Selasa menunggu untuk dirawat.

Dokter yang berjuang di garis depan tidak mengenakan perlindungan penuh, hanya jubah katun dan topeng. Mereka memiliki rekomendasi untuk menjaga jarak 1 meter dengan pasien, tetapi itu tidak mungkin.

Baca Juga: Sekitar 10% pasien corona yang sembuh di Wuhan positif lagi usai pulang dari RS

"Banyak kolega tenaga kesehatan yang jatuh sakit di sekitar kita," kata Dr Bernabeu. "Aku seorang ahli radiologi, aku seharusnya tidak berada di UGD, namun di sinilah aku berada sekarang."

Pada 8 Maret, PM Sanchez mendorong warga Spanyol untuk bergabung dengan demonstrasi massa untuk mendukung hari perempuan internasional meskipun ada penguncian yang diberlakukan di Italia utara.

Baca Juga: IDI dukung wacana larangan mudik demi cegah penularan corona

Negara itu memiliki 589 kasus koronavirus yang dikonfirmasi pada saat itu dan empat orang telah meninggal.

Sekitar 120.000 orang bergabung dengan acara di Madrid hari itu, termasuk beberapa menteri dan istri Sanchez, Begona Gomez.

Italia juga sama

Kondisi serupa juga terjadi di Italia. Melansir The Jerusalem Post, seorang doker dari Israel bernama M.D. Gai Peleg, yang saat ini bekerja untuk menyelamatkan nyawa di Parma, Italia, mengatakan kepada Channel 12 bahwa keadaan semakin memburuk karena jumlah pasien terus bertambah.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×