kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

China: Aliansi baru AS mengintensifkan perlombaan senjata


Kamis, 16 September 2021 / 15:53 WIB
China: Aliansi baru AS mengintensifkan perlombaan senjata
ILUSTRASI. Bendera merah raksasa di luar Museum Partai Komunis China di Beijing, China, Jumat (25/6/2021). REUTERS/Thomas Peter.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China pada Kamis (16/9) mengecam aliansi baru AS dengan Australia dan Inggris, di mana Canberra akan memperoleh teknologi kapal selam nuklir, sebagai ancaman "sangat tidak bertanggungjawab" terhadap stabilitas regional.

Perjanjian itu "sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional dan mengintensifkan perlombaan senjata," juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan dalam konferensi pers reguler, seperti dikutip Channel News Asia.

Sekutu Barat tidak menyebut China ketika mengungkapkan kesepakatan kapal selam nuklir tersebut pada Rabu (16/9), tetapi niat mereka jelas, dengan masing-masing mengacu pada masalah keamanan regional.

Pengumuman itu muncul ketika Australia telah meningkatkan pengeluaran pertahanan dengan waspada terhadap China yang meningkat pesat dan lebih tegas.

Baca Juga: AS dan Inggris siap membantu Australia untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir

Aliansi tersebut dipandang sebagai upaya untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi dan militer China yang berkembang di kawasan Asia-Pasifik.

"Ekspor teknologi kapal selam nuklir yang sangat sensitif oleh Amerika Serikat dan Inggris ke Australia sekali lagi membuktikan, bahwa mereka menggunakan ekspor nuklir sebagai alat permainan geopolitik dan mengadopsi standar ganda, yang sangat tidak bertanggungjawab," kata Zhao.

Dia menambahkan, kesepakatan itu memberi negara-negara kawasan "alasan untuk mempertanyakan ketulusan Australia dalam mematuhi komitmen non-proliferasi nuklirnya".

China pun mendesak sekutu Barat untuk "meninggalkan pemikiran zero-sum Perang Dingin mereka yang sudah ketinggalan zaman" atau mengambil risiko "menembak kaki mereka sendiri".

Selanjutnya: Ancaman China makin kuat, Taiwan tambah anggaran pertahanan US$ 8,69 miliar



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×