kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

China Bantah Tuduhan Serangan Siber ke Departemen Keuangan AS oleh Hacker China


Rabu, 01 Januari 2025 / 20:53 WIB
China Bantah Tuduhan Serangan Siber ke Departemen Keuangan AS oleh Hacker China
ILUSTRASI. 'Foreign Ministry Spokesperson Mao Ning&rsquo


Sumber: Russia Today | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - BEIJING – Pemerintah China dengan tegas membantah tuduhan bahwa negara tersebut mendukung serangan siber terhadap Departemen Keuangan Amerika Serikat, menyebutnya sebagai tuduhan yang "bermotif politik."  

Pada Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan tidak didukung oleh bukti yang valid. "China selalu menentang segala bentuk serangan siber dan lebih menentang penyebaran informasi palsu yang ditujukan untuk tujuan politik," ujar Mao Ning.  

Baca Juga: AS Tuding Hacker China Membobol dan Curi Dokumen Departemen Keuangan

Insiden ini melibatkan pencurian kunci keamanan yang memungkinkan akses tidak sah ke dokumen-dokumen tidak rahasia di sistem Departemen Keuangan AS. Pelanggaran tersebut pertama kali terdeteksi oleh perusahaan keamanan siber BeyondTrust pada 8 Desember 2024 lalu.  

Sebagai tindakan pencegahan, Departemen Keuangan telah mematikan perangkat yang terdampak dan menyatakan bahwa tidak ada bukti akses lanjutan oleh peretas. Namun, pejabat AS tetap menuding China berada di balik serangan tersebut, meskipun belum mengungkapkan bukti secara publik.  

Baca Juga: Departemen Keuangan AS Klaim China Lakukan Serangan Siber dan Curi Dokumen Penting

Kasus ini terjadi setelah laporan tentang pelanggaran terpisah yang dilakukan oleh grup peretas asal China bernama Salt Typhoon. Grup ini dilaporkan telah menyusup ke sistem telekomunikasi AS, mencuri data percakapan telepon dan pesan teks dari pejabat AS, termasuk Presiden terpilih Donald Trump dan Wakil Presiden terpilih J.D. Vance.  

Salt Typhoon disebut menargetkan jaringan perusahaan telekomunikasi besar seperti AT&T, Verizon, dan Lumen, yang memperburuk ketegangan dalam hubungan siber antara kedua negara.  

Tuduhan serangan siber ini memperpanjang daftar konflik antara Amerika Serikat dan China di bidang teknologi dan keamanan siber. Beijing menegaskan bahwa tuduhan seperti ini sering kali digunakan untuk menciptakan narasi politik yang merugikan China tanpa bukti konkret. 

Selanjutnya: Pengamat CORE: Penyesuaian HPP Gabah dan Jagung Jaga Daya Beli Petani

Menarik Dibaca: Hujan Hanya Turun di Sini, Ini Prediksi Cuaca Besok (2/1) di Jawa Barat



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×