Sumber: Russia Today | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - BEIJING – Pemerintah China dengan tegas membantah tuduhan bahwa negara tersebut mendukung serangan siber terhadap Departemen Keuangan Amerika Serikat, menyebutnya sebagai tuduhan yang "bermotif politik."
Pada Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan tidak didukung oleh bukti yang valid. "China selalu menentang segala bentuk serangan siber dan lebih menentang penyebaran informasi palsu yang ditujukan untuk tujuan politik," ujar Mao Ning.
Baca Juga: AS Tuding Hacker China Membobol dan Curi Dokumen Departemen Keuangan
Insiden ini melibatkan pencurian kunci keamanan yang memungkinkan akses tidak sah ke dokumen-dokumen tidak rahasia di sistem Departemen Keuangan AS. Pelanggaran tersebut pertama kali terdeteksi oleh perusahaan keamanan siber BeyondTrust pada 8 Desember 2024 lalu.
Sebagai tindakan pencegahan, Departemen Keuangan telah mematikan perangkat yang terdampak dan menyatakan bahwa tidak ada bukti akses lanjutan oleh peretas. Namun, pejabat AS tetap menuding China berada di balik serangan tersebut, meskipun belum mengungkapkan bukti secara publik.
Baca Juga: Departemen Keuangan AS Klaim China Lakukan Serangan Siber dan Curi Dokumen Penting
Kasus ini terjadi setelah laporan tentang pelanggaran terpisah yang dilakukan oleh grup peretas asal China bernama Salt Typhoon. Grup ini dilaporkan telah menyusup ke sistem telekomunikasi AS, mencuri data percakapan telepon dan pesan teks dari pejabat AS, termasuk Presiden terpilih Donald Trump dan Wakil Presiden terpilih J.D. Vance.
Salt Typhoon disebut menargetkan jaringan perusahaan telekomunikasi besar seperti AT&T, Verizon, dan Lumen, yang memperburuk ketegangan dalam hubungan siber antara kedua negara.
Tuduhan serangan siber ini memperpanjang daftar konflik antara Amerika Serikat dan China di bidang teknologi dan keamanan siber. Beijing menegaskan bahwa tuduhan seperti ini sering kali digunakan untuk menciptakan narasi politik yang merugikan China tanpa bukti konkret.