Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Limbungnya harga komoditas global malah menjadi kesempatan emas bagi China untuk mencari mangsa akuisisi perusahaan tambang. Pemerintah China memberikan bantuan pendanaan melalui China Development Bank (CDB) Corp bagi perusahan pelat merah negeri tersebut dan perusahaan penambang emas yang ingin memperluas ekspansi bisnisnya.
Sumber Bloomberg berbisik, pembuat kebijakan China telah menyuntikkan dana segar senilai US$ 48 miliar kepada CDB Corp pada bulan Juli 2-15 lalu. Tujuannya, supaya pemberi pinjaman terbesar di China bisa menyediakan modal kepada perusahaan lokal sehingga mereka bisa berekspansi untuk menyalakan pertumbuhan ekonomi.
Chief Investment Officer CDB Corp, Fan Haibin mengatakan, pihaknya akan membeli aset di luar negeri di sektor industri termasuk energi dan mineral. Per Desember tahun lalu, total aset CDB Corp mencapai CNY 10,3 triliun atau sekitar US$ 1,6 triliun.
Fan melanjutkan, pertimbangan CDB Corp mengajukan proposal penawaran akuisisi lebih ditujukan untuk mengamankan sumber daya alam ketimbang mengeruk keuntungan. "Ekonomi dunia masih di melambat dan beberapa aset memiliki harga yang bagus," kata Fan seperti dikutip Bloomberg tanpa mengelaborasi lebih lanjut soal detail rencana akuisisi.
Beberapa tahun lalu, perusahan-perusahaan asal China merupakan pembeli aset yang paling dominan di pasar global mulai dari ladang minyak hingga tambang tembaga. Namun, kondisi ini berbalik arah di tahun ini.
Tidak dominan
Menurut data akuisisi bernilai miliaran dollar tahun ini yang dikumpulkan oleh Bloomberg, korporasi asal Negeri Tembok Besar tidak lagi tampil diantara pembeli utama. Beberapa perusahaan energi dan mineral asal China yang tergiur untuk mengakuisisi perusahaan lain ketika harga komoditas sedang jatuh adalah PetroChina Co, China Petroleum & Chemical Corp, dan Zijin Mining Group Co.
Meski banyak investor yang mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di China, ketiga perusahaan tersebut masih yakin nasib ekonomi China di masa depan bakal membaik. "Harga minyak mentah yang sedang rendah adalah kesempatan yang baik untuk mengakuisisi," ujar Presiden PetroChina Wang Dongjin pada sebuah briefing pekan lalu.
Harga patokan minyak brent dunia, pada semester pertama tahun ini rata-rata hanya sebesar US$ 59 per barel. Angka tersebut turun 45% dari periode sama 2014. Zijin Mining, salah satu produsen emas China juga akan memanfaatkan merosotnya harga logam mulia untuk mempercepat akuisisi di luar negeri.
Sementara itu, Luo Zuoxian, ekonom di lembaga penelitian Sinopec Group memperkirakan, Sinopec, raksasa energi nomor dua di China, tidak akan melakukan akuisisi besar dalam tiga tahun hingga lima tahun ke depan. "Ekspansi yang terlalu buru-buru kadang-kadang malah tidak menghasilkan," kata Luo seperti dikutip Reuters.