Sumber: Express.co.uk | Editor: Noverius Laoli
Ketegangan antara AS dan China telah melonjak selama masa jabatan Trump. Kedua negara adidaya itu telah bentrok karena perdagangan, virus corona, hak asasi manusia, dan sejumlah sengketa wilayah.
Klaim kedaulatan Beijing atas Laut Cina Selatan tumpang tindih dengan klaim saingan dari enam tetangganya.
Amerika Serikat, dan kekuatan barat lainnya, menolak untuk menerima klaim China dan menunjukkan ini dengan mengirimkan kapal perang pada patroli 'kebebasan navigasi' melalui wilayah tersebut.
Baca Juga: Kapal Induk Inggris bakal ke Laut China Selatan, begini respons China
Pada bulan Desember, Wall Street Journal menerbitkan sebuah artikel oleh John Ratcliffe, direktur intelijen nasional AS, memperingatkan orang Amerika untuk mempersiapkan "periode konfrontasi terbuka".
Dia berpendapat Beijing harus tunduk kekuatan dominan dunia. China membalas dengan menggambarkan tuduhan itu sebagai "ramuan kebohongan".