Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. China telah bergerak untuk memperketat cengkeramannya di Laut China Selatan dengan mendirikan wilayah baru di perairan yang disengketakan tersebut.
Dua distrik baru akan berada di bawah wewenang pemerintah lokal di Sansha, sebuah kota di pulau selatan Hainan. Distrik baru akan memerintah Pulau Paracels dan Macclesfield Bank, daerah yang juga diklaim oleh Vietnam dan Taiwan, serta Kepulauan Spratly.
Baca Juga: Di Uni Emirat Arab, menyebarkan informasi tak resmi soal corona didenda Rp 85 juta!
Selama enam tahun terakhir, China telah berupaya memperluas kontrolnya atas Laut China Selatan dengan membangun pulau-pulau buatan dan fasilitas yang dapat digunakan untuk keperluan militer.
"Dewan Negara baru-baru ini menyetujui pembentukan distrik Xisha dan Nansha di bawah kota Sansha," tulis pengumuman Departemen Urusan Sipil China seperti dikutip South China Morning Post.
Menurut pemberitahuan itu, pemerintahan Xisha akan berbasis di Pulau Woody yang juga dikenal sebagai Pulau Yongxing. Sementara itu, pemerintahan Nansha akan ditempatkan di Fiery Cross Reef, yang disebut sebagai Yongshu Reef dalam bahasa Cina.
Pengumuman itu datang pada saat ketegangan yang meningkat antara China dengan AS dan Vietnam di Laut Cina Selatan. Beijing mengklaim hampir semua wilayah tersebut tetapi bertentangan dengan Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei.
Baca Juga: Wah, China siapkan teknologi 6G untuk dipakai militernya?
Kepulauan Paracel diklaim oleh Vietnam tetapi diduduki oleh Tiongkok setelah invasi 1974 yang menggusur pasukan Vietnam Selatan dan menewaskan puluhan tentara.
Bulan ini Vietnam mengajukan protes resmi terhadap pemerintah China setelah sebuah kapal nelayan tenggelam usai tabrakan dengan kapal penjaga pantai China di dekat pulau-pulau itu.
Namun China mengatakan kapal Vietnam tersebutlah yang justru memancing secara ilegal dan tenggelam setelah menabrak kapal Tiongkok.
Tenggelamnya kapal tersebut juga memicu reaksi marah dari Washington, yang menuduh China mengeksploitasi pandemi Covid-19 untuk bertindak di perairan tersebut ketika negara-negara lain disibukkan oleh krisis akibat corona.
Baca Juga: Pakar di China anggap langkah diplomasi Tiongkok saat ini lebih berbahaya dari corona
Minggu ini China juga membuat marah Washington dengan mengirimkan sebuah kapal survei, Haiyang Dizhi 8, ke perairan yang juga diklaim oleh Malaysia dan Vietnam.
Kang Lin, Wakil Direktur Institut Nasional China untuk Studi Laut China Selatan mengatakan langkah untuk mendirikan pemerintahan telah diprediksi dan mengatakan China ada di bawah tekanan internasional untuk meningkatkan kehadirannya.
“Karena pulau-pulau buatan dan infrastruktur penting di daerah itu sekarang sudah ada dengan baik, sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuat kontrol pemerintahan di daerah lebih efektif," katanya.
Baca Juga: Kasus baru melonjak, jumlah positif corona di Singapura salip Malaysia