Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Tahun ini, maskapai penerbangan dunia benar-benar terpukul. Tidak terkecuali maskapai penerbangan asal China, yakni China Eastern Airlines Corp dan Shanghai Airlines Co. Kedua maskapai ini pada tahun lalu mengalami kerugian total mencapai 16,5 miliar yuan atau US$ 2,4 miliar.
Alhasil, kondisi tersebut mendorong pemerintah China untuk menggelontorkan bailout kepada kedua maskapai milik pemerintah itu. Selain itu, Pemerintah Negeri Panda juga menyetujui penggabungan kedua maskapai untuk meminimalkan kerugian.
“Kami sudah mendapat persetujuan dari pemerintah pada 6 Juni lalu,” jelas Shanghai Airlines Vice President Feng Xin, dari Kuala Lumpur.
Dengan adanya merger itu, perusahaan tersebut akan memiliki 306 pesawat terbang dan memiliki lebih dari 600 rute penerbangan.
“Hal ini menunjukkan pemerintah ingin memperbaiki performa perusahaan pemerintah melalui konsolidasi. Sejak menerima dana bailout dari pemerintah, tidak ada pilihan lain bagi mereka untuk tidak mengikuti kebijakan pemerintah,” jelas Kelvin Lau, Analis Daiwa Institute of Research Ltd di Hongkong.
Hari ini, kedua maskapai menghentikan sementara waktu perdagangan sahamnya dan menunggu pengumuman lebih lanjut. China Eastern tercatat di bursa Shanghai dan Hongkong. Sedangkan Shanghai Airlines hanya tercatat di bursa Shanghai saja.