kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.398.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

China Ingatkan Jepang Akan Menderita Kekalahan Telak Jika Campur Tangan di Taiwan


Jumat, 14 November 2025 / 17:35 WIB
China Ingatkan Jepang Akan Menderita Kekalahan Telak Jika Campur Tangan di Taiwan
ILUSTRASI. Jet tempur J-7 milik Angkatan Udara PLA. Ketegangan Beijing–Tokyo memanas setelah Kementerian Pertahanan China mengeluarkan peringatan keras bahwa Jepang akan mengalami kekalahan telak.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ketegangan Beijing–Tokyo kembali memanas setelah Kementerian Pertahanan China mengeluarkan peringatan keras bahwa Jepang akan mengalami “kekalahan telak” jika nekat campur tangan secara militer dalam isu Taiwan. 

Ancaman itu disampaikan pada Jumat (14/11/2025), menyusul pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi yang dianggap Beijing sebagai provokasi serius.

Pekan lalu, Takaichi memicu polemik ketika, dalam rapat parlemen, ia menyebut bahwa serangan China ke Taiwan dapat menjadi situasi yang mengancam kelangsungan hidup Jepang, sehingga bisa memicu respons militer dari Tokyo. Komentar itu langsung memancing kemarahan Beijing.

Situasi makin tegang ketika diplomat tertinggi China di Osaka mengunggah artikel terkait pernyataan Takaichi di platform X, disertai komentar bernada ancaman: “Leher kotor yang mencampurkan diri harus dipotong.” 

Baca Juga: China Ultimatum Jepang: Sentuh Taiwan, Siap-Siap Diserang Balik!

Pernyataan tersebut membuat Jepang melayangkan protes resmi kepada Wakil Menteri Luar Negeri China, Sun Weidong.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Jiang Bin, menyebut pernyataan Takaichi sangat tidak bertanggung jawab dan berbahaya. Ia menegaskan bahwa Jepang akan menanggung harga yang sangat mahal jika mencoba menggunakan kekuatan untuk mengintervensi Taiwan.

Pada Kamis, Beijing memanggil Duta Besar Jepang untuk China, Kenji Kanasugi, guna menyampaikan protes keras. Pemanggilan ini merupakan yang pertama dalam lebih dari dua tahun. 

Terakhir kali Beijing memanggil dubes Jepang terjadi pada Agustus 2023, terkait keputusan Tokyo melepaskan air limbah dari PLTN Fukushima.

China juga menyuarakan keprihatinan serius terkait langkah-langkah keamanan Jepang, termasuk sikap Tokyo yang tidak menutup kemungkinan untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir yang dianggap Beijing sebagai perubahan kebijakan besar dan negatif.

Baca Juga: Geopolitik Asia Memanas: Peringatan Keras China untuk Jepang Terkait Taiwan

Sentimen Lama, Ketegangan Baru

Media pemerintah China turut memperkeras suasana dengan editorial tajam yang menyerang Takaichi. People’s Daily menilai ucapannya bukan sekadar ocehan politik, melainkan bagian dari dorongan kelompok sayap kanan Jepang yang ingin melepaskan diri dari batasan konstitusi pascaperang dan kembali memperkuat militernya.

Editorial itu mengaitkan sikap Takaichi dengan sejarah kelam Jepang, menyebut kunjungan ke Kuil Yasukuni, penyangkalan peristiwa Pembantaian Nanjing, hingga propaganda ancaman China sebagai pola sikap yang mengulang jejak masa lalu.

Hubungan China–Jepang memang kerap diwarnai gesekan sejarah sejak invasi Jepang ke China pada 1931 hingga Perang Dunia II.

Sementara itu, China terus menegaskan klaimnya atas Taiwan sebagai wilayah yang harus disatukan, bila perlu dengan kekuatan militer. 

Taiwan menolak klaim tersebut dan menegaskan bahwa masa depan pulau itu hanya ditentukan oleh rakyatnya sendiri. 

Baca Juga: Garuda Calling! Inilah Daftar Pemain Timnas untuk Duel Sengit Lawan China dan Jepang

Letak Taiwan yang hanya berjarak sekitar 110 km dari wilayah Jepang serta jalur perdagangan vital di sekitar pulau membuat Tokyo memantau isu ini dengan sangat serius.

Di tengah meningkatnya sentimen anti-China di Jepang, stasiun NTV melaporkan bahwa kedutaan besar China di Tokyo mengimbau stafnya untuk membatasi aktivitas di luar kantor.

Juru bicara pemerintah Jepang, Minoru Kihara, kembali menegaskan posisi Tokyo: Jepang ingin isu Taiwan diselesaikan secara damai melalui dialog.


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×