kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.040   60,28   0,86%
  • KOMPAS100 1.021   8,73   0,86%
  • LQ45 796   9,34   1,19%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

China Ingin Kredit 2010 Tumbuh US$ 1 Triliun


Kamis, 10 Desember 2009 / 09:32 WIB
China Ingin Kredit 2010 Tumbuh US$ 1 Triliun


Sumber: Bloomberg | Editor: Syamsul Azhar

BEIJING. China ingin menahan penyaluran kredit tahun depan. Kantor berita Bloomberg mengutip sumber anonim yang menyatakan, Komisi Peraturan Bank Sentral China menargetkan, nilai penyaluran kredit tahun depan berada di kisaran 7 triliun yen (US$ 1 triliun) hingga 8 triliun yen.

Target untuk sepanjang 2010 itu bahkan lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai penyaluran kredit baru selama Januari-Oktober tahun ini, yaitu 8,9 triliun yen.

Otoritas perbankan China tidak memasang target kredit yang tinggi untuk memperkecil risiko meledaknya nilai kredit bermasalah. Target kredit yang rendah juga bertujuan menghindarkan China dari fenomena gelembung harga aset.

Namun penurunan target kredit itu tidak berarti China akan menaikkan suku bunga. Pebisnis di pasar finansial masih yakin, otoritas moneter China tidak akan menaikkan bunga untuk menjaga pemulihan ekonomi. "Pemerintah masih perlu dana besar untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi," ujar She Minhua, Analis Haitong Securities.

Pemerintah China telah mengumumkan rencana pemberian paket stimulus senilai 4 triliun yen. Dana anggaran pemerintah dan kredit bank itu masih menjadi mesin utama investasi di China.

Prediksi bahwa China tidak akan mengubah kebijakan moneter juga termuat dalam laporan triwulan ketiga Bank for Internasional Settlements (BIS). Menurut BIS, China justru akan merugi jika menaikkan suku bunga.

BIS mengingatkan, masih banyak proyek dengan pendanaan dari utang yang sedang berlangsung di China. "Jika China langsung mengetatkan kebijakan moneter, maka proyek-proyek itu akan mangkrak. Nilai kredit bermasalah otomatis akan melonjak tajam," demikian penilaian BIS.

Kredit konsumsi merupakan jenis kredit yang direm pengucurannya. Otoritas perbankan, Oktober lalu, sudah memperketat aturan penyaluran personal loan.

Regulator perbankan beralasan, pengetatan aturan itu perlu untuk memastikan kredit tidak disalahgunakan dan sungguh-sungguh mengalir ke sektor riil.

Target penyaluran kredit yang rendah juga sesuai dengan kondisi modal perbankan di China yang merosot. Bank sentral sudah menerima permohonan menambah modal dari lima bank besar. Nilai totalnya 368 miliar yen.



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×