Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China pada Senin mengecam rencana Jepang untuk mengerahkan sistem rudal di sebuah pulau dekat Taiwan, menyebut langkah tersebut sebagai upaya sengaja untuk “menciptakan ketegangan regional dan memprovokasi konfrontasi militer.”
Pernyataan ini muncul di tengah hubungan diplomatik kedua negara yang memburuk ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Ketegangan meningkat setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengatakan awal November bahwa serangan hipotetis China terhadap Taiwan dapat memicu respons militer dari Tokyo.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan dalam konferensi pers bahwa “kekuatan sayap kanan di Jepang… sedang menyeret Jepang dan kawasan menuju bencana.”
Ia menegaskan bahwa Beijing memiliki tekad dan kemampuan untuk menjaga kedaulatan teritorial.
Baca Juga: China Luncurkan Shenzhou-22 Tanpa Awak untuk Pulihkan Operasi Stasiun Tiangong
Media Pemerintah China Luncurkan Komentar Pedas
Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi menyebut pada Minggu bahwa rencana mengerahkan unit rudal permukaan ke udara jarak menengah di pangkalan militer di Yonaguni, sekitar 110 km di timur Taiwan “terus bergerak maju secara stabil.”
Mao menyebut langkah Jepang tersebut “sangat berbahaya”, terutama setelah komentar Takaichi sebelumnya yang dianggap Beijing sebagai ancaman langsung.
Sebagai respons, China meningkatkan tekanan terhadap Jepang melalui:
-
komentar bernada keras di media pemerintah,
-
larangan impor makanan laut Jepang,
-
penghentian rilis film-film Jepang,
-
serta imbauan agar warganya tidak bepergian ke Jepang.
Baca Juga: PM China Tawarkan Kerja Sama Lebih Dekat dengan Jerman di Industri Strategis
Beijing memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mengambil alih kendali. Taiwan menolak klaim tersebut dan menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka.
Taiwan Nilai Penguatan Militer Jepang Menguntungkan Stabilitas Kawasan
Di Taipei, Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan Francois Wu mengatakan Jepang sebagai negara berdaulat berhak mengambil tindakan demi menjaga keamanan wilayahnya, apalagi mengingat kedekatan Yonaguni dengan Taiwan.
Menurutnya, langkah Jepang memperkuat fasilitas militernya “pada dasarnya membantu menjaga keamanan Selat Taiwan” dan sejalan dengan kepentingan nasional Taiwan.
Koizumi menegaskan bahwa pengerahan rudal bertujuan melindungi Yonaguni, bukan memprovokasi. “Kami percaya bahwa keberadaan unit ini justru akan menurunkan kemungkinan terjadinya serangan bersenjata terhadap negara kami,” ujarnya.
China Tunjukkan Kekuatan Militer Lewat Video Bernada Perang
Pada pertengahan November, Kementerian Pertahanan China memperingatkan Jepang bahwa mereka akan menghadapi “kekalahan telak” jika mencoba menggunakan kekuatan militer terkait Taiwan.
Baca Juga: Konser Musik Jepang di China Dibatalkan, Ketegangan Beijing-Tokyo Memuncak
Beberapa komando Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) kemudian merilis serangkaian video musik bernada militeristik untuk menunjukkan kesiapan tempur mereka.
-
PLA Rocket Force menampilkan rudal balistik antarbenua berkemampuan hulu ledak nuklir dan prajurit yang menyiapkan senjata dalam video bertajuk “If war breaks out today, this is my response!”.
-
Armada Laut Selatan PLA mempublikasikan video prajurit dengan rias kamuflase yang berkata: “Jika pertempuran pecah malam ini, kawan-kawan, apakah kalian siap?”
-
Seorang prajurit menambahkan: “Artileri sudah dikalibrasi, amunisi siap, koordinat sudah dikunci.”
-
Armada Laut Utara PLA menampilkan kapal perang dan pesawat yang menembakkan rudal dalam ledakan dramatis, disertai lirik: “Mari, musuh, kita berhadapan; peluru sudah dipasang; betapapun licik atau ganasnya kamu, aku akan mengubur kalian.”













