Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China akan meningkatkan pengeluaran militer lebih dari 7% tahun ini, sambil memperingatkan adanya ancaman yang "meningkat".
Hal itu diumumkan di Kongres Rakyat Nasional (NPC), yang akan mengkonfirmasi masa jabatan ketiga Presiden Xi Jinping.
Melansir BBC, anggaran militer Beijing yang mencapai sekitar US$ 225 miliar masih lebih rendah dari anggaran militer Amerika Serikat, yang jumlahnya empat kali lebih besar.
Tetapi para analis percaya China meremehkan berapa banyak yang dihabiskannya untuk pertahanan.
Mantan Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan kepada NPC bahwa upaya eksternal untuk menekan dan menahan China sedang meningkat.
"Angkatan bersenjata harus mengintensifkan pelatihan militer dan kesiapan di seluruh bidang," katanya.
Baca Juga: Tolak Ajakan Bersatu dari China, Taiwan: Tolong Hargai Demokrasi Kami
Channel News Asia melaporkan, China telah lama berargumen bahwa mereka perlu menutup kesenjangan dengan Amerika Serikat. China, misalnya, memiliki tiga kapal induk, dibandingkan dengan 11 kapal induk yang beroperasi aktif untuk Amerika Serikat.
Perang Ukraina telah mendorong beberapa elemen di kompleks industri militer China untuk menyerukan peningkatan anggaran pertahanan.
Sebuah artikel yang diterbitkan Oktober lalu di jurnal resmi State Administration of Science, Technology and Industry for National Defence, sebuah kementerian pemerintah pusat yang bertanggung jawab atas logistik masa perang, merekomendasikan peningkatan anggaran militer mengingat lonjakan pengeluaran pertahanan dari negara-negara anggota NATO dan Amerika Serikat.
"Masalah ini bukan tentang berpartisipasi dalam perlombaan senjata internasional, tetapi mempertahankan keamanan nasional kita," katanya.
Baca Juga: China Tawarkan Reunifikasi Damai kepada Taiwan, Ini Tanggapan Taipei
Mengutip BBC, diumumkan juga pada pertemuan itu bahwa China akan mengejar target pertumbuhan ekonomi yang turun menjadi sekitar 5% tahun ini.
The Two Sessions atau Dua Sesi, demikian pertemuan itu dikenal, adalah acara tahunan.
Tetapi sesi tahun ini sangat penting karena para delegasi diharapkan untuk membentuk kembali beberapa lembaga utama Partai Komunis dan negara.
Pertemuan NPC minggu ini juga akan meresmikan kepemimpinan Xi di negara tersebut, karena ia akan terpilih sebagai presiden China dan kepala angkatan bersenjata.
Dia mengamankan posisinya di eselon kekuasaan China pada Oktober tahun lalu, ketika Partai Komunis memilihnya kembali sebagai pemimpin mereka untuk masa jabatan ketiga.
Peningkatan pengeluaran militer terjadi ketika Xi sedang menjalani hubungan yang memburuk dengan AS selama perang Ukraina dan kasus balon mata-mata baru-baru ini.
Pejabat AS juga telah berulang kali memperingatkan bahwa China dapat menyerang Taiwan di tahun-tahun mendatang. China telah mengadakan pertunjukan kekuatan militer yang terus berkembang di udara dan laut di sekitar Taiwan, termasuk penembakan rudal balistik.
China melihat Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang memisahkan diri yang pada akhirnya akan berada di bawah kendali Beijing.
Baca Juga: Anggota G20 Kompak Mengutuk Perang di Ukraina, Kecuali Rusia dan China
NPC juga akan mengumumkan perdana menteri baru, yang kedudukannya setara dengan perdana menteri China. Secara tradisional, perdana menteri NPC mengawasi aspek ekonomi dan administrasi pemerintahan.
Li Qiang, salah satu kolega Xi yang paling tepercaya, diperkirakan akan mengambil peran tersebut.