CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

China Klaim Tak Pernah Memberlakukan Subsidi Kendaraan Listrik yang Dilarang WTO


Kamis, 06 Juni 2024 / 17:23 WIB
China Klaim Tak Pernah Memberlakukan Subsidi Kendaraan Listrik yang Dilarang WTO
ILUSTRASI. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menegaskan, China tidak pernah memberlakukan subsidi untuk kendaraan listrik yang telah dilarang oleh WTO.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Kamis (6/6/2024), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menegaskan, China tidak pernah memberlakukan subsidi untuk kendaraan listrik yang telah dilarang oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Melansir Reuters, perusahaan-perusahaan China memproduksi sejumlah kendaraan listrik dengan harga rendah.

Hal ini dikhawatirkan dapat merugikan produsen mobil besar AS, yang beberapa di antaranya baru-baru ini berfokus pada kendaraan sport besar bertenaga bensin.

“Produk energi baru China, termasuk kendaraan listrik, sangat populer di pasar internasional. Hal-hal tersebut merupakan hasil gabungan dari keunggulan komparatif dan hukum pasar,” kata Mao Ning pada konferensi pers reguler.

Pernyataan Mao Ning tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap pertanyaan atas pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa China memberikan subsidi untuk membanjiri pasar AS dengan kendaraan listrik. 

Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik Tesla Buatan China Turun Lagi Pada Bulan Mei

Kekhawatiran ini juga disuarakan oleh pejabat pemerintah negara lainnya.

Menurut Mao Ning, subsidi tidak dapat mengimbangi daya saing industry.

"Tidak ada subsidi terlarang yang ditetapkan oleh WTO (yang diberlakukan China)," tegasnya.

Dia menambahkan, produk energi baru merupakan hasil upaya perusahaan, bukan subsidi pemerintah. 

“Tahun lalu, China hanya mengekspor 13.000 kendaraan listrik ke Amerika Serikat. Bagaimana mereka bisa membanjiri pasar Amerika?” jelasnya.

Baca Juga: Aksi China Membalas AS dan Eropa, Luncurkan Penyelidikan Anti-dumping Plastik

Biden telah berjanji untuk menaikkan tarif di sejumlah sektor China. Beberapa kebijakannya adalah menaikkan bea masuk kendaraan listrik sebanyak empat kali lipat menjadi lebih dari 100%, dan menggandakan bea masuk semikonduktor menjadi 50%.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×