kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

China Klaim Telah Mengusir Kapal Perang AS yang Mendekati Kepulauan Spratly


Selasa, 29 November 2022 / 12:32 WIB
China Klaim Telah Mengusir Kapal Perang AS yang Mendekati Kepulauan Spratly
ILUSTRASI. Bendera China dan AS berkibar di Shanghai, Cina 30 Juli 2019.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Militer China pada hari Selasa (29/11) mengklaim telah mengusir sebuah kapal perang AS yang mendekati Kepulauan Spratly, wilayah yang disengketakan China dan Filipina di Laut China Selatan.

Mengutip Reuters, kapal yang hadir merupakan kapal penjelajah yang membawa rudal kendali bernama USS Chancellorsville. 

Kapal itu disebut telah secara ilegal menyusup ke wilayah China. USS Chancellorsville baru-baru ini juga dilaporkan berlayar melalui Selat Taiwan.

"Tindakan militer AS sangat melanggar kedaulatan dan keamanan China," kata Tian Junli, juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).

Baca Juga: AS Incar Perluasan Kehadiran Militernya di Filipina

Lebih lanjut, Tian mengatakan kunjungan kapal penjelajah AS menunjukkan bahwa mereka adalah pihak yang menghadirkan risiko keamanan dan memperkuat hegemoni di Laut China Selatan.

"Intrusi kapal penjelajah AS menunjukkan bahwa mereka adalah pembuat risiko keamanan di Laut China Selatan dan bukti lain dari hegemoninya dalam navigasi dan militerisasi Laut China Selatan," kata Tian.

Saat ini Tian memastikan bahwa militer China, terutama Komando Teater Selatan, akan tetap waspada di kawasan tersebut.

Baca Juga: Memanas! Ini Kronologi Filipina dan China Berebut Puing Roket di Laut China Selatan

China, yang telah mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, memang telah menarik perhatian AS. Negeri Paman Sam khawatir China akan memonopoli jalur perdagangan penting di kawasan tersebut.

Klaim China juga membuat Laut China Selatan menjadi salah satu perairan paling panas saat ini. Jepang, Filipina, Taiwan, hingga Indonesia jadi beberapa negara yang wilayahnya turut diklaim oleh China.

AS, dan beberapa sekutunya di Barat, menolak segala bentuk klaim teritorial China. Mereka menilai China telah melanggar hukum internasional di perairan yang kaya sumber daya tersebut.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×