Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kendati ekonominya lesu, China mampu mencetak jumlah miliarder baru tiga kali lebih banyak daripada Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu. Miluarder baru tersebut paling banyak memiliki kekayaan dari bisnis dalam obat-obatan dan hiburan online.
Bahkan saat wabah virus corona meletus, China tetap bisa menghasilkan miliarder baru lebih banyak.
Baca Juga: Miliarder muda AS: Menabung cara lambat untuk menjadi kaya
Menurut Hurun Global Rich List 2020 yang dirilis Rabu (26/2), wilayah Greater China, termasuk Hong Kong dan Taiwan, menciptakan 182 miliarder baru di tahun ini hingga 31 Januari 2020, sehingga totalnya menjadi 799 miliarder. Sementara AS hanya melahirkan 59 miliarder baru.
Seperti dikutip Reuters, Hurun Global dalam laporannya juga menyebutkan, wabah virus corona baru di China telah memukul negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, mendorong nilai saham perusahaan China yang bergerak di bisnis pendidikan online, game online dan vaksinasi.
Dengan sebagian besar China terjebak di rumah karena karantina dan pembatasan perjalanan, permintaan untuk layanan online telah melonjak, dan membuat kantong miliarder seperti Robin Li dari Baidu, pemilik platform video online populer iQiyi, makin tebal.
Harta pengusaha kesehatan yang berspesialisasi dalam vaksinasi juga meningkat, termasuk An Kang dari Hualan Biological Engineering dan Jiang Rensheng dari Zhifei Biological Products.
"Tiongkok saat ini memiliki lebih banyak miliarder daripada AS dan India," kata Rupert Hoogewerf, pendiri dan Ketua Hurun Report. Jumlah miliarder AS tercatat 629 orang dan 137 miiarder di India.
Baca Juga: Ini lima petuah penting Jack Ma untuk pengusaha China saat virus corona mewabah