kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

China larang pengiriman produk yang sering para pendemo pakai ke Hong Kong


Jumat, 18 Oktober 2019 / 18:33 WIB
China larang pengiriman produk yang sering para pendemo pakai ke Hong Kong
ILUSTRASI. Seorang demonstran menggunakan ketapel saat protes di Tsuen Wan, di Hong Kong, 25 Agustus 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI/HINGKONG. China melarang pengiriman pakaian berwarna hitam dan barang-barang lainnya yang populer digunakan para pengunjuk rasa di Hong Kong dalam jumlah banyak ke bekas koloni Inggris tersebut.

Staf layanan pelanggan di beberapa perusahaan kurir utama China, termasuk STO Express, ZTO Express, dan YTO Express, mengatakan kepada Reuters, larangan pengiriman tersebut berlaku sejak Agustus lalu.

Salah satu staf STO Express menyebutkan, satu potong pakaian hitam masih bisa dikirim. Tapi, pengiriman lebih dari lima potong akan dihentikan.

Baca Juga: Redam aksi demo, Pemerintah Hong Kong menjanjikan kepemilikan rumah ke masyarakat

Perusahaan jasa pengiriman juga tidak diizinkan mengirim pesanan massal berupa masker atau topeng, payung, dan tongkat. "Semua barang yang bisa digunakan oleh massa (di Hong Kong)," katanya tanpa mau menyebut nama.

Manajemen ZTO Express dan YTO Express menolak berkomentar. Sementara manajemen STO Express menyatakan, mereka mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di China.

Badan Kepabeanan China yang mengelola impor dan ekspor barang negeri tembok raksasa tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Pakaian hitam dan topeng belakangan para pendemo gunakan dalam setiap aksi protes anti-pemerintah yang sudah berlangsung sejak Juni lalu dan sering berakhir dengan bentrok. Polisi sudah menahan lebih dari 2.300 orang.

Pembatasan pengiriman tampaknya memiliki dampak yang kecil di Hong Kong. Bahkan, jaringan ritel, seperti Uniqlo, H&M, dan Giordano Ladies, kepada Reuters mengaku, belum pernah mendengar tentang larangan tersebut.

Baca Juga: Parlemen AS loloskan RUU soal Hong Kong, China meradang

Mereka juga belum menerima arahan dari pusat terkait larangan pengiriman pakaian hitam dan barang lainnya dari China. Tapi, mereka belum melihat peningkatan penjualan pakaian hitam baru-baru ini.

Meski begitu, seorang manajer H&M di sebuah mal di Hong Kong terkejut mendengar pembatasan tersebut. "Kami bisa menjual pakaian hitam. Kami juga bisa memakainya," ujarnya sambil mengenakan gaun hitam.



TERBARU

[X]
×