Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kepala Angkatan Laut AS mengatakan, Amerika Serikat tertinggal dari China dalam hal produksi kapal laut militer.
Mengutip Fox News, Sekretaris Angkatan Laut Carlos Del Toro berbicara hari Selasa (21/2/2023) di National Press Club di Washington, DC.
Selama sambutannya, dia memperingatkan bahwa militer China memproduksi kapal perang dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada AS. Hal ini, lanjutnya, akan membahayakan supremasi Amerika di laut.
“Bukan rahasia lagi bahwa Republik Rakyat Tiongkok berusaha untuk meningkatkan dominasi di lautan di seluruh dunia,” kata Del Toro.
Dia menambahkan, “Angkatan Laut China telah menambah lebih dari 100 kombatan ke dalam armadanya – peningkatan angkatan laut yang merupakan komponen kunci dari postur militernya yang semakin agresif secara global.”
Del Toro mencatat bahwa China saat ini memiliki sekitar 340 kapal perang dan sedang berusaha menambah 100 lagi pada tahun 2030.
Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Rusia Bakal Kerahkan Rudal Nuklir Setan 2, Apa Kehebatannya?
Sementara, mengutip CNN, jumlah armada kapal perang AS di bawah 300 kapal.
Menurut Rencana Navigasi 2022 Angkatan Laut AS yang dirilis musim panas lalu, Pentagon menargetkan memiliki 350 kapal berawak pada tahun 2045 – masih jauh dari proyeksi armada China.
Namun, menurut laporan November dari Kantor Anggaran Kongres AS, sebelum target itu tercapai, armada AS diperkirakan akan menyusut karena ada kapal yang sudah tua dan harus dipensiunkan.
Melansir Fox News, Del Toro lantas memperingatkan, adanya pergeseran yang mungkin dalam dominasi angkatan laut ini bisa membentuk kembali tatanan dunia.
“Pengabaian China terhadap tatanan internasional berbasis aturan sangat meresahkan dalam domain maritim, dari Selat Taiwan hingga laut lepas,” kata pimpinan Angkatan Laut itu.
Baca Juga: Kim Jong Un Tingkatkan Uji Coba Rudal, Korsel: Korut Ancaman yang Jelas dan Nyata
Dia melanjutkan, "Nilai-nilai yang dianut oleh Partai Komunis China tidak sesuai dengan kebebasan individu, dengan demokrasi, dan dengan menghormati hak asasi manusia. Ini tentang masa depan umat manusia dan planet kita."
Kekuatan militer China menjadi semakin relevan dengan perselisihan internasional karena negara adidaya Asia itu terus melenturkan ototnya di panggung dunia.
Hampir dua lusin pesawat dan kapal militer China terdeteksi di sekitar Taiwan bulan ini setelah Angkatan Laut AS dan Korps Marinir mengadakan latihan bersama di Laut China Selatan selama akhir pekan.