kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China menaikkan pajak penjualan rokok menjadi 11%


Senin, 11 Mei 2015 / 07:23 WIB
China menaikkan pajak penjualan rokok menjadi 11%
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden menuruni tangga pesawat Air Force One saat tiba di Traverse City, Michigan, Newcastle, Delaware, Amerika Serikat, Sabtu (3/7/2021). REUTERS/Joshua Roberts


Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa

BEIJING. Pemerintah China menaikkan pajak penjualan rokok lebih dari dua kali lipat dari 5% menjadi 11%. Kenaikan pajak ini berlaku mulai Minggu (10/5). Pajak rokok baru ini akan menambah 0,005 yuan per batang dari tarif sebelumnya.

Pajak 5% yang berlaku sebelumnya diterapkan pada tahun 2009 bersamaan dengan pajak produksi rokok. Menurut salah seorang pejabat Kementerian Keuangan China, kenaikan pajak ini akan menambah pendapatan negara sekitar 20 miliar yuan (sekitar US$ 3,2 miliar) pada tahun ini.

Tapi, dampak pajak rokok ini tak terasa bagi konsumen. "Sehari setelah pengumuman, regulator tembakau mengatakan tak akan menaikkan harga jual," kata Jiang Yuan, Direktur National Tobacco Control Office kepada Caixin Media, akhir pekan lalu. Maklum, regulator tembakau di China adalah State Monopoly of Tobacco Administration.

Lembaga ini pula yang mengoperasikan China National Tobacco Corp, produsen rokok terbesar di dunia. Lantaran regulator dan operator rokok berada di tangan satu lembaga, harga rokok di tingkat pengecer kemungkinan tak terpengaruh. Lagi pula, China Tobacco mensubsidi harga rokok, kendati bisa mengurangi labanya.

Sebagai gambaran, tiap tahun, perusahaan pelat merah ini membagi dividen 20% kepada pemerintah. Menurut laporan keuangan terakhir yang dipublikasikan, China Tobacco mencetak laba bersih 165 miliar yuan atau setara US$ 26,6 miliar pada tahun 2012. Toh, World Health Organization menyambut baik kenaikan pajak ini. "Yang lebih penting adalah agar pajak ini mempengaruhi harga ritel," kata Bernhard Schwartlander, perwakilan WHO di China kepada Bloomberg.

Pakar kesehatan China optimistis, kenaikan pajak yang sekarang akan mempengaruhi harga ritel. "Saya berharap lebih banyak orang tak mampu membeli," kata Xu Guihua, Deputi Direktur Chinese Association on Tobacco Control. Kenaikan pajak terakhir ini dilakukan beberapa bulan sebelum Li Keming lengser dari posisi Deputi

Direktur Regulator Tembakau Li Keming merupakan saudara Perdana Menteri China, Li Keqiang. Li Keming terlibat di State Monopoly of Tobacco Administratrion dalam 30 tahun terakhir. Mundurnya Li Keming merupakan sinyal atas upaya China menurunkan konsumsi rokok.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×