kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

China mengancam akan memangkas pembelian obligasi AS


Senin, 26 Maret 2018 / 06:11 WIB
China mengancam akan memangkas pembelian obligasi AS
ILUSTRASI. Kunjungan Trump ke China


Reporter: Agung Jatmiko, Rizki Caturini | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China dan Amerika Serikat (AS) seakan saling balas membalas dalam pengenaan tarif impor. China kini mengenakan pajak masuk atas 120 produk AS yang masuk ke negerinya, termasuk daging babi dan kedelai senilai US$ 2 miliar. China juga mempertimbangkan untuk mengurangi pembelian surat utang AS.

Mengutip Bloomberg, Duta Besar China untuk AS, Cui Tiankai mengatakan, sebagai respons awal atas kebijakan Trump, pemerintah China akan mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk di antaranya mengurangi pembelian US Treasuries.

Itu sebabnya kami percaya setiap tindakan sepihak dan sikap proteksionisme akan merugikan semua orang, termasuk AS sendiri. Itu pasti akan merugikan kehidupan sehari-hari orang-orang kelas menengah Amerika dan perusahaan-perusahaan Amerika serta pasar keuangan AS, ungkap Cui.

China adalah kreditur asing terbesar AS. Negeri Panda ini memegang surat utang AS senilai US$ 1,17 triliun per Januari 2018 atau sekitar 19% dari semua kepemilikan asing dalam obligasi AS.

Jika opsi pengurangan dan penghentian pembelian obligasi AS dilaksanakan oleh pemerintah China, dampaknya akan sangat dirasakan oleh AS. Dengan defisit anggaran yang diperkirakan akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang dan pemotongan pajak yang disetujui pada bulan Desember 2017 lalu, diperkirakan ini akan sangat merugikan neraca AS.

Padahal, Departemen Keuangan AS harus menjual lebih banyak surat utang membayar pengeluaran pemerintah. Prospek meningkatnya penerbitan surat utang AS telah membantu mendorong yield surat utang AS ke level tertinggi dalam empat tahun di 2,95% pada Februari 2018. Pekan depan saja, US akan menjual surat utang jangka pendek senilai US$ 30 miliar. Jika China benar-benar mengurangi porsinya membeli surat utang AS, ini akan jadi mimpi buruk bagi Trump.

Seperti dikutip South China Morning Post, Ren Zeping, kepala ekonom Evergrande Group dan Zhou Shijian, senior peneliti di Tsinghua University berpendapat, Beijing bisa saja mempertimbangkan untuk mengurangi kepemilikan surat utang AS. Berdasarkan US Congressional Research Service, pembelian surat utang China juga telah membantu AS menjaga suku bunga acuan di level rendah.

Cui menegaskan kembali posisi China tidak menginginkan perang dagang. Tapi pihaknya siap untuk menanggapi jika situasi makin serius.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×