kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

China Menghabiskan Senilai US$ 240 Miliar Untuk Menalangi Negara-Negara Berkembang


Selasa, 28 Maret 2023 / 10:50 WIB
China Menghabiskan Senilai US$ 240 Miliar Untuk Menalangi Negara-Negara Berkembang
ILUSTRASI. China menghabiskan senilai US$ 240 miliar untuk menalangi 22 negara berkembang dari tahun 2008 hingga 2021.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JOHANNESBURG. China menghabiskan senilai US$ 240 miliar untuk menalangi 22 negara berkembang dari tahun 2008 hingga 2021. Dana tersebut dipinjam oleh negara-negara berkembang untuk membangun infrastruktur Belt & Road.

Reuters pada Selasa (28/3) melaporkan, hampir 80% dari pinjaman tersebut diberikan antara tahun 2016 dan 2021, terutama kepada negara-negara berpenghasilan menengah, termasuk Argentina, Mongolia, dan Pakistan.

China telah meminjamkan ratusan miliar dolar untuk membangun infrastruktur di negara-negara berkembang. Tetapi pinjaman tersebut telah menurun sejak 2016 karena banyak proyek gagal membayar dividen keuangan yang diharapkan.

Pinjaman dari China ke negara-negara yang mengalami kesulitan utang melonjak kurang dari 5% portofolio pinjaman luar negerinya di tahun 2010 menjadi 60% di tahun 2022.

Baca Juga: Inilah Pesan Tersirat yang Ingin Disampaikan Elon Musk ke Warren Buffett

Tercatat, Argentina menerima paling banyak utang dari China sebanyak US$ 111,8 miliar, diikuti Pakistan dengan US$ 48,5 miliar, dan Mesir dengan US$ 15,6 miliar. Adapun, sembilan negara berkembang lainnya menerima utang kurang dari US$ 1 miliar.

People's Bank of China (PBOC) menyumbang US$ 170 miliar dari pembiayaan utang ini, termasuk ke Suriname, Sri Lanka, dan Mesir.

Pinjaman atau dukungan neraca pembayaran oleh bank-bank pelat merah milik pemerintah China mencapai US$ 70 miliar. 

Baca Juga: Sekutu Vladimir Putin: Washington Meremehkan Kekuatan Nuklir Moskow

Pinjaman dana talangan ini terutama terkonsentrasi di negara-negara berpenghasilan menengah yang merupakan empat perlima dari pinjaman. Sementara negara-negara berpenghasilan rendah ditawari tenggang waktu dan perpanjangan jatuh tempo.

China sedang menegosiasikan restrukturisasi utang dengan negara-negara termasuk Zambia, Ghana, dan Sri Lanka. China juga telah meminta Bank Dunia dan IMF untuk menawarkan keringanan utang.


Survei KG Media

Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×