Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Taiwan tengah mengintensifkan upayanya untuk meningkatkan profil global mereka dengan menawarkan sumbangan masker wajah dan bantuan medis yang sangat dibutuhkan ke negara lain. Namun langkah ini membuat marah Beijing.
Dilansir dari South China Morning Post, pengamat mengatakan upaya Taiwan untuk mengendalikan wabah virus corona telah menyoroti kekuatan sistem medisnya dan meningkatkan visibilitasnya di panggung dunia.
Baca Juga: Waduh, kasus virus corona baru di China bertambah 30 pada Sabtu (4/4)
Langkah ini juga telah dipuji oleh para pemimpin dunia, dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa berterima kasih atas upaya dan sikap solidaritas Taiwan, sementara Departemen Luar Negeri AS menggambarkan Taiwan sebagai teman sejati.
Tetapi tanggapan Beijing adalah sebaliknya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mencatat bahwa Taiwan melarang ekspor masker ketika wabah mencapai puncaknya di daratan China. Ia juga mengatakan pulau itu tidak boleh memainkan trik politik untuk mendapatkan aksesi ke Organisasi Kesehatan Dunia.
Hua juga mencatat bahwa perusahaan maupun individu China juga telah menyumbangkan pasokan medis ke AS, dan mempertanyakan mengapa tidak ada pengakuan resmi atas upaya mereka dari AS.
“Sangat tepat untuk saling memberikan dukungan dan bantuan selama pandemi ini. Tetapi AS dan Taiwan harus diingatkan bahwa jika ada orang yang mencoba menggunakan pandemi ini untuk bermain game politik dan melukai kepentingan inti China, mereka harus sangat berhati-hati,” tegasnya.
Baca Juga: Ingat, Bandara Internasional Phuket Thailand mulai ditutup pada 10 April 2020
Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang harus dikembalikan ke China daratan, termasuk dengan paksaan jika perlu. China juga telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak mendukung pulau itu bergabung dengan organisasi global, termasuk WHO.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menjelaskan bahwa larangan ekspor masker telah dicabut karena negaranya tidak dapat bertahan di saat negara-negara lain sangat membutuhkan bantuan.
"Saya ingin memberi tahu komunitas internasional bahwa Taiwan akan secara aktif meningkatkan kerja sama kami dengan semua negara untuk mencegah penyebaran Covid-19," katanya.
Baca Juga: Lebih dulu atasi corona, hari ini China berkabung mengenang para martir
“Pada tahap ini, kami akan menyumbangkan 10 juta masker wajah, atau produksi sekitar satu hari, untuk mendukung pekerja medis di negara-negara di mana wabah Covid-19 sangat parah. Nantinya, kami akan memberikan lebih banyak dukungan kepada masyarakat internasional berdasarkan kapasitas produksi domestik kami,” katanya.
Tsai juga menawarkan untuk berbagi sistem karantina elektronik di pulau itu yang menggunakan analitik data besar.
Karena kedekatan geografisnya dengan daratan China, Taiwan awalnya diprediksi menjadi salah satu tempat yang paling parah dilanda wabah Covid-19.
Baca Juga: WHO: Semakin banyak orang muda yang sekarat karena virus corona (covid-19)
Tetapi tanggapannya yang cepat dalam menanggulangi virus, transparansi dalam memberi tahu masyarakat tentang perkembangan situasi, efisiensi dalam melacak riwayat kontak infeksi yang dikonfirmasi dan saran bagi masyarakat untuk menggunakan masker wajah di tempat-tempat umum dinilai oleh para ahli kesehatan sebagai faktor penekan potensi tersebut.