Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bank Sentral China merespons cap yang diberikan Washington bahwa Beijing sebagai manipulator mata uang. Bank Sentral China mengatakan keputusan tersebut sangat merusak tatanan keuangan internasional dan menyebabkan kekacauan di pasar keuangan.
Keputusan Washington untuk meningkatkan ketegangan mata uang pada hari Senin juga dinilai Beijing akan menghambat pemulihan dan perdagangan global.
Baca Juga: Bursa AS rontok, harta miliarder dunia amblas Rp 1.638 triliun dalam sehari
Hal itu dikatakan Bank Rakyat China (PBOC) dalam tanggapan resmi pertama negara tersebut terhadap salvo AS terbaru dalam perang perdagangan kedua pihak yang meningkat cepat.
"China belum menggunakan dan tidak akan menggunakan nilai tukar sebagai alat untuk menangani sengketa perdagangan," ujar PBOC dalam sebuah pernyataan di situs webnya seperti dilansir Reuters, Selasa (6/8).
"China menyarankan Amerika Serikat untuk mengendalikan kudanya sebelum jatuh ke jurang, dan waspada akan kesalahannya, dan berbalik dari jalan yang salah," bunyi pernyataan tersebut.
Tudingan AS terhadap Beijing sebagai manipulator mata uang sebagai respons atas penurunan tajam mata uang Yuang dalam sehari pada hari Senin.
Baca Juga: Rupiah melemah karena perang mata uang, simak prediksinya untuk besok
Penurunan nilai Yuan telah menimbulkan gejolak yang bahkan lebih besar di antara negara perekonomian terbesar dunia tersebut dan menghancurkan harapan yang tersisa untuk melakuakn resolusi cepat dalam perang dagang selama setahun terakhir.
Perselisihan dagang ini telah menyebar meluas ke tarif seperti ke teknologi.