Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan kini memiliki harapan besar untuk mengerahkan dua kapal selam baru pada tahun 2027. Bukan sekadar baru, kapal selam itu juga akan diproduksi di dalam negeri.
Harapan ini disampaikan oleh Laksamana Huang Shu-kuang, penasihat keamanan Presiden Tsai Ing-wen sekaligus kepala program pengadaan kapal selam, pada hari Minggu (24/9).
Huang mengatakan, sebuah armada yang terdiri dari 10 kapal selam akan mampu mempersulit Angkatan Laut China untuk mengarahkan kekuatannya ke Pasifik. Dua di antara kapal selam yang akan ditugaskan merupakan buatan Belanda yang telah bekerja sejak 1980an.
"Jika kita dapat membangun kapasitas tempur ini, saya rasa kita tidak akan kalah perang," kata Huang, dikutip Reuters.
Program pengadaan kapal selam ini diprakarsai oleh Presiden Tsai ketika dirinya mulai menjabat pada tahun 2016. Tsai memperkirakan unit pertama akan bisa diperkenalkan pada hari Kamis pekan ini. Kapal ini merupakan produksi dalam negeri dengan memanfaatkan keahlian dan teknologi dari beberapa negara.
Baca Juga: Mengintip Pembaruan Kemampuan Militer China di Tahun 2023
Admiral Huang menjelaskan bahwa kapal selam pertama ini dibangun dengan biaya mencapai T$49,36 miliar, atau sekitar Rp 23,6 trilun.
Kapal selam Taiwan itu akan menggunakan sistem tempur buatan Lockheed Martin dan membawa torpedo kelas berat MK-48 buatan AS. Kapal ini akan memasuki uji coba laut bulan depan sebelum dikirim ke angkatan laut pada akhir tahun 2024.
Untuk model selanjutnya, Taiwan akan memberikan ruang untuk rudal anti-kapal yang diluncurkan dari kapal selam. Namun, Huang mengatakan bahwa pemberian senjata itu bergantung pada kemampuan produksi AS yang kapasitasnya sudah terbatas.
Huang percaya kapal selam Taiwan dapat menahan China dalam rangkaian pulau pertama, mengacu pada wilayah yang terbentang dari Jepang melalui Taiwan, Filipina, dan hingga Kalimantan, ini juga meliputi lau pesisir China.
"Ini juga merupakan konsep strategis militer AS, untuk menahan mereka di rangkaian pulau pertama dan menolak akses mereka. Jika Taiwan direbut, Jepang pasti tidak aman, Korea Selatan pasti tidak aman," Huang menjelaskan.
Baca Juga: China Getol Latihan Militer, Taiwan Cemas Bakal Terjadi Bentrokan yang Tak Disengaja
Lebih lanjut, Huang percaya kapal selam dapat membantu menjaga jalur Taiwan ke Pasifik dengan menjaga pelabuhan di sepanjang pantai timur Taiwan tetap terbuka untuk pasokan jika terjadi konflik.
Pembangunan kapal selam dalam negeri ini mendapat dukungan dari sejumlah negara. Huang memang tidak menyebutkan dengan jelas negara mana saja yang memberikan dukungan, namun dirinya mengatakan telah menjalin hubungan dengan para jenderal dari Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan India.
Huang juga menyampaikan terima kasih atas bantuan besar dari tim yang dipimpin oleh pensiunan laksamana Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang tidak disebutkan namanya.
"Program ini bahkan lebih sulit daripada mencapai angkasa. Tim kami bergegas mendapatkan chip dari Taiwan untuk menghindari penundaan oleh vendor asing. Pemasok asing juga menarik diri pada menit-menit terakhir setelah pekerjaan dengan Taiwan bocor ke kedutaan China," katanya.