Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. SpaceX kembali menunda peluncuran roket Starship generasi terbaru karena cuaca berawan di Texas pada Senin (25/8/2025).
Ini menjadi penundaan terbaru dalam upaya Elon Musk mengatasi serangkaian kendala teknis demi mewujudkan ambisi Starship sebagai sistem roket ulang-alik ke Mars.
Starship terdiri dari booster Super Heavy setinggi 71 meter dan bagian atas roket Starship setinggi 52 meter, sehingga total menjulang lebih tinggi daripada Patung Liberty di New York.
Baca Juga: SpaceX Tunda Uji Terbang Starship ke-10 Akibat Masalah Sistem Darat
Roket ini sudah diisi jutaan pon propelan dan siap diluncurkan, namun SpaceX akhirnya mengubah misi menjadi latihan peluncuran karena prakiraan cuaca dipastikan buruk sepanjang jendela waktu lepas landas.
Peluncuran dijadwalkan ulang pada Selasa pukul 19.30 waktu setempat (07.30 WIB Rabu). Sehari sebelumnya, rencana peluncuran juga dibatalkan akibat kebocoran oksigen cair di landasan.
Elon Musk sempat muncul dalam siaran langsung SpaceX untuk berbicara singkat soal desain Starship dan perannya sebagai wahana masa depan untuk membawa manusia ke Mars.
Ia bahkan menargetkan dalam 6–7 tahun mendatang, Starship bisa terbang lebih dari 24 kali dalam 24 jam.
Baca Juga: Presiden Trump Longgarkan Aturan Penerbangan Antariksa Komersial, SpaceX Diuntungkan?
Starship adalah proyek kunci bagi SpaceX, baik untuk misi eksplorasi luar angkasa maupun bisnis komersial. NASA menargetkan menggunakan roket ini pada 2027 dalam misi pendaratan manusia di Bulan pertama sejak era Apollo.
Selain itu, keberhasilan Starship juga penting bagi bisnis satelit internet Starlink, karena memungkinkan peluncuran batch satelit yang lebih besar dibandingkan roket Falcon 9.
Namun, pengembangan Starship tahun ini penuh hambatan. Dua uji coba gagal di fase awal penerbangan, satu kegagalan saat di orbit pada penerbangan kesembilan, hingga ledakan besar di fasilitas uji coba pada Juni yang bahkan mengirimkan puing ke wilayah Meksiko.
Meski begitu, pendekatan test-to-failure ala Musk mendorong prototipe hingga batas maksimalnya tetap menjadi strategi percepatan pengembangan.
Jika berhasil lepas landas, skenario penerbangan mencakup pemisahan dua tahap di ketinggian puluhan kilometer: booster Super Heavy mendarat di laut lepas Texas.
Baca Juga: SpaceX Investasikan US$2 Miliar ke Startup xAI Elon Musk, Kucurkan Dana US$2 Miliar!
Sementara Starship melanjutkan perjalanan ke orbit untuk menguji pelepasan satelit tiruan Starlink, restart mesin di jalur suborbital, dan uji masuk kembali atmosfer di atas Samudra Hindia dengan perisai panas serta sirip kendali baru.