Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Perusahaan roket milik Elon Musk SpaceX pada Minggu (24/8/2025) menunda peluncuran uji terbang ke-10 Starship dari fasilitas Starbase di Texas. Penundaan dilakukan akibat masalah pada sistem darat di lokasi peluncuran.
Roket raksasa yang terdiri dari Super Heavy booster setinggi 70,7 meter dan tahap atas Starship setinggi 52 meter sudah terpasang di landasan peluncuran dan tengah diisi propelan.
Baca Juga: Presiden Trump Longgarkan Aturan Penerbangan Antariksa Komersial, SpaceX Diuntungkan?
Peluncuran dijadwalkan pukul 19.35 waktu setempat (Senin, 25/8, pukul 06.35 WIB).
Namun sekitar 30 menit sebelum lepas landas, SpaceX mengumumkan melalui platform X bahwa mereka “membatalkan uji terbang Starship hari ini untuk memberi waktu melakukan penelusuran masalah pada sistem darat.”
Elon Musk sebelumnya dijadwalkan memberikan pembaruan perkembangan Starship menjelang peluncuran, namun siaran langsung resmi dibatalkan.
SpaceX tidak menyebutkan kapan uji terbang berikutnya akan dijadwalkan, meski dalam pengalaman sebelumnya, penundaan semacam ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari.
Starship merupakan roket generasi terbaru SpaceX yang diproyeksikan menjadi tulang punggung bisnis peluncuran masa depan perusahaan sekaligus ambisi Musk mendaratkan manusia ke Mars.
Baca Juga: SpaceX Investasikan US$2 Miliar ke Startup xAI Elon Musk, Kucurkan Dana US$2 Miliar!
NASA pun menargetkan penggunaan Starship paling cepat pada 2027 untuk misi pendaratan awak di bulan, yang akan menjadi yang pertama sejak program Apollo.
Namun, pengembangan Starship sepanjang tahun ini menghadapi serangkaian kendala. Dua kali uji coba berakhir gagal di awal penerbangan, satu kegagalan terjadi di ruang angkasa saat penerbangan kesembilan, dan pada Juni lalu terjadi ledakan besar di fasilitas uji yang bahkan melontarkan puing hingga ke wilayah Meksiko.
Meski demikian, SpaceX tetap gencar memproduksi prototipe baru untuk uji coba berikutnya di fasilitas Starbase.
Versi terbaru Starship membawa peningkatan signifikan, mulai dari dorongan lebih besar, pelindung panas yang lebih kuat, hingga flap kendali yang lebih tahan menghadapi tekanan masuk atmosfer.
Dalam misi yang ditunda ini, rencananya Super Heavy akan dilepaskan di ketinggian puluhan kilometer sebelum diarahkan mendarat di Teluk Meksiko.
Baca Juga: Detik-detik Mencekam, Starship SpaceX Meledak dan Hujani Langit dengan Puing-Puing
Sementara tahap atas Starship dijadwalkan melakukan pembakaran mesin di orbit suborbital, termasuk menguji pelepasan satelit tiruan Starlink serta melakukan manuver masuk kembali atmosfer di atas Samudra Hindia.
Fase reentry ini krusial untuk menguji pelindung panas dan desain aerodinamika Starship, yang sebelumnya gagal bertahan dari suhu ekstrem.
“Profil masuk kembali Starship sengaja dirancang untuk menekan batas struktural rear flaps tahap atas pada titik tekanan dinamis maksimum,” tulis SpaceX di situs resminya.