Sumber: Global Finance | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
2. Burundi (PDB per kapita $313)
Negara kecil yang satu ini masih harus berjuang menghadapi konflik etnis Hutu dan Tutsi. Sekitar 90% dari hampir 12 juta warganya bergantung pada pertanian subsisten.
Sayangnya, kelangkaan pangan masih merupakan masalah utama. Tingkat kerawanan pangan di Burundi hampir dua kali lebih tinggi dari rata-rata negara di wilayah Sub-Shara Afrika.
Bank Dunia mencatat akses ke air dan sanitasi masih sangat rendah, dan jumlah penduduk yang memiliki akses listirk kurang dari 5%.
Kurangnya infrastruktur, korupsi yang merajalela, dan masalah keamanan merupakan faktor utama penyebab munculnya kondisi kemiskinan ekstrem di negara ini.
Baca Juga: 10 Negara tertua di dunia, salah satunya juga merupakan negara terkecil
1. Sudan Selatan (PDB per kapita $243)
Resmi berdiri sebagai sebuah negara pada 9 Juli 2011, Sudan Selatan kini merupakan negara termuda di dunia. Negara ini memutuskan untuk berdiri sendiri setelah kesepakatan yang mengakhiri konflik 6 tahun dengan Sudan ditandatangani.
Sayangnya konflik baru meletus pada tahun 2013 ketika Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya, Riek Machar, melakukan kudeta.
Tuduhan serius ini mendorong terjadinya serangkaian konflik di negara dengan 11,2 juta penduduk yang berasal dari sekitar 60 etnis berbeda.
Akibatnya, diperkirakan sebanyak 400.000 orang tewas dan hampir 4 juta orang kehilangan tempat tinggalnya, bahkan sampai harus mengungsi ke negara tetangga.
Sudan Selatan bisa saja menjadi negara yang kaya berkat ekspor minyak yang menjadi tulang punggung ekonominya. Sayang, jatuhnya harga komoditas dan kenaikan anggaran pertahanan negara membuat Sudah Selatan jatuh ke dalam kemiskinan.
Di luar sektor minyak, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani tradisional yang seringkali mengalami kekerasan sehingga menghalangi mereka dalam menanam dan memanen hasil pertanian. Kondisi ini semakin mendukung Sudan Selatan menjadi negara termiskin di dunia.
Baca Juga: Hari ini dalam sejarah: China menyatakan perang terhadap Jerman