kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.564.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 16.305   -35,00   -0,22%
  • IDX 7.080   122,90   1,77%
  • KOMPAS100 1.053   23,69   2,30%
  • LQ45 827   25,88   3,23%
  • ISSI 213   1,79   0,85%
  • IDX30 425   13,62   3,31%
  • IDXHIDIV20 508   17,23   3,51%
  • IDX80 120   2,84   2,41%
  • IDXV30 124   2,46   2,02%
  • IDXQ30 140   4,41   3,25%

Dampak Sanksi AS ke Rusia: Gazprom Tengah Bahas PHK 40% Staf Kantor Pusatnya


Rabu, 15 Januari 2025 / 04:33 WIB
Dampak Sanksi AS ke Rusia: Gazprom Tengah Bahas PHK 40% Staf Kantor Pusatnya
ILUSTRASI. Gazprom, sedang mempertimbangkan pemangkasan 40% staf kantor pusatnya setelah membukukan kerugian pertamanya dalam 24 tahun. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Raksasa energi Rusia, Gazprom, sedang mempertimbangkan pemangkasan 40% staf kantor pusatnya setelah membukukan kerugian pertamanya dalam 24 tahun.

Hal tersebut terungkap lewat surat dari salah satu anggota dewannya kepada CEO perusahaan.

Mengutip Business Insider, surat tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh media 47News yang berbasis di St. Petersburg pada hari Senin, mengusulkan agar jumlah staf kantor pusat dikurangi dari 4.100 menjadi 2.500 orang. Surat itu tertanggal 23 Desember 2024.

Seorang juru bicara Gazprom mengonfirmasi keaslian surat itu kepada Agence France Presse dan media pemerintah Rusia TASS.

Dalam proposal tersebut, Elena Ilyukhina, wakil ketua dewan, menulis bahwa gaji untuk manajer Gazprom telah meningkat beberapa kali dalam dua dekade terakhir menjadi sekitar US$ 486,5 juta setahun.

"Tantangan yang dihadapi grup Gazprom mengharuskan pengurangan waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan dan mengambil keputusan," tulisnya kepada CEO Alexei Miller.

Ilyukhina menambahkan bahwa perusahaan dapat mengandalkan "otomatisasi dan digitalisasi" untuk peran seperti akuntansi dan perencanaan.

Baca Juga: Kremlin Protes Keras, Sebut Sanksi Baru AS Bakal Ganggu Stabilitas Pasar Global

47News menulis bahwa Ilyukhina juga memperkirakan pemotongan 40% akan menyelaraskan rasio manajemen-karyawan Gazprom dengan Rosatom, perusahaan energi nuklir milik negara.

Gazprom mengatakan pada Juni 2024 bahwa mereka memiliki 498.000 karyawan untuk tahun 2023. 

Sebagai perbandingan, direktur jenderal Rosatom mengatakan kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin pada Oktober bahwa perusahaannya berencana untuk memiliki sekitar 400.000 karyawan pada tahun 2024.

Ilyukhina menambahkan bahwa sejumlah uang yang dihemat dalam usulan pemutusan hubungan kerja dapat dialihkan untuk menawarkan bonus kinerja baru bagi karyawan yang tersisa.

Gazprom Group, yang sebagian besar dimiliki oleh negara Rusia, membukukan kerugian tahunan pertamanya dalam 24 tahun pada bulan Mei karena sanksi Barat di masa perang mendorong pelanggannya di Eropa untuk memutuskan hubungan dengan sector energi Rusia.

Baca Juga: Sanksi Rusia Diperluas, Harga Minyak Mentah Timur Tengah Terkerek Naik

Perusahaan mengumumkan kerugian bersih sebesar 629 miliar rubel, senilai sekitar US$ 6,84 miliar pada saat itu, untuk tahun 2023. Gazprom terakhir kali mengalami kerugian bersih pada tahun 1999.

Tidak jelas apakah Miller telah menyetujui PHK yang disarankan oleh Ilyukhina, dan TASS melaporkan bahwa perusahaan tersebut menolak berkomentar selain mengonfirmasi bahwa surat itu asli.

Layanan pers Gazprom tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirim di luar jam kerja reguler oleh Business Insider.

Selama bertahun-tahun, Rusia telah menjadi pemasok utama gas alam ke Uni Eropa hingga invasi Moskow ke Ukraina mendorong sebagian besar wilayah tersebut untuk mulai melepaskan diri dari energi Rusia. 

Transisi ini memakan waktu bertahun-tahun, dengan UE mengurangi porsi impor gas Rusia dari 40% pada tahun 2021 menjadi 8% pada tahun 2023.

Tonton: Nilai Perdagangan Tiongkok-Rusia di 2024 Capai Rekor Tertinggi, Hubungan Makin Erat

Sebagian besar kesenjangan telah diisi oleh pasokan gas Amerika, dengan impor gas AS ke UE melonjak dari 18,9 miliar meter kubik pada tahun 2021 menjadi 56,2 miliar meter kubik pada tahun 2023.

Baru-baru ini, Kyiv mengizinkan berakhirnya kontrak pra-perang untuk menyalurkan gas Rusia ke pelanggan Barat seperti Austria. Ukraina menolak untuk memperbarui kontrak tersebut pada awal Januari.

Selanjutnya: Rusia Terbuka untuk Pertemuan Trump-Putin, Ini Alasannya



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×