Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - CHICAGO. Gereja tua di kawasan South Side Chicago, tempat Paus Leo XIV dibesarkan, bersekolah, dan memulai pelayanannya sebagai imam, kini kosong dan rusak, menjadi saksi bisu perubahan yang kadang menyakitkan dalam Gereja Katolik sejak masa kecilnya.
Meski terbengkalai, bangunan-bangunan itu menjadi pengingat akan ikatan mendalam sang Paus baru dengan kota kelahirannya dan Keuskupan Agung Chicago, yang merupakan terbesar kedua di Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Arti Nama Paus Leo XIV yang Dipilih Robert Prevost dan Sejarah Paus Leo Terdahulu
Mantan Kardinal Robert Prevost mengejutkan kampung halamannya pada Kamis (8/5), ketika Vatikan mengumumkan bahwa pria kelahiran Chicago berusia 69 tahun itu terpilih menjadi Paus pertama yang lahir di AS dalam sejarah Gereja Katolik yang telah berlangsung 2.000 tahun.
Kabar tersebut disambut meriah oleh umat Katolik di kota ini, sekaligus memicu pertanyaan soal arah kepemimpinannya, mulai dari isu konservatif vs liberal dalam gereja hingga pertanyaan ringan seperti: apakah ia penggemar Chicago Cubs atau rivalnya, White Sox?
“Bagi umat Katolik di Chicago, ini adalah sosok yang benar-benar memahami kami, memahami pengalaman kami melihat penutupan gereja, berkurangnya jumlah jemaat, dan merosotnya kehadiran Katolik di Amerika secara umum,” ujar Pastor Michael Pfleger dari Gereja Katolik St. Sabina yang dikenal vokal dalam isu sosial.
Sementara itu, kerumunan pastor dan staf di Catholic Theological Union di Hyde Park tempat Paus Leo memperoleh gelar master dalam bidang teologi pada 1982 bersorak riang ketika tayangan langsung menunjukkan sang Paus muncul di balkon Vatikan.
“Banyak dari kami benar-benar tak percaya dan tak mampu mengungkapkan rasa bangga dan sukacita kami,” kata Suster Barbara Reid, presiden lembaga teologi tersebut. Setelah euforia awal, ruangan pun hening dalam doa.
Baca Juga: Presiden Palestina Berharap Paus Leo XIV Teruskan Tekad Perdamaian Paus Fransiskus
Reid menggambarkan Paus Leo sebagai intelektual brilian yang memiliki belas kasih luar biasa.
“Kombinasi langka yang membuatnya menjadi pemimpin yang mampu berpikir kritis, tapi tetap mendengar jeritan kaum miskin,” ujarnya.
Lawrence Sullivan, vikaris jenderal Keuskupan Agung Chicago yang mencakup 1,9 juta umat Katolik dan 216 paroki, menyebut Paus Leo sebagai sosok yang sangat rohani.
“Ini hari yang sangat membahagiakan, tidak hanya bagi Chicago, tapi juga Amerika Serikat,” ujarnya.
Wali Kota Chicago Brandon Johnson menyampaikan rasa bangganya secara lugas di media sosial, menyatakan: “Segala sesuatu yang keren termasuk Paus berasal dari Chicago!”
Paus Leo dikenal sebagai murid yang cemerlang semasa kecil. Ia tumbuh di paroki tua St. Mary of the Assumption di wilayah paling selatan Chicago, sekolah dasar di sana, dan menjadi putra altar.
Keluarganya tinggal di Dolton, sebuah kota kecil di selatan perbatasan Chicago.
Ia kemudian menempuh pendidikan novisiat di Ordo Santo Agustinus di St. Louis, sebelum lulus dari Universitas Villanova dekat Philadelphia pada 1977 dengan gelar matematika.
Baca Juga: Paus Leo XIV Pernah Kritik Trump dan Vance, Make America Great Again (MAGA) Meradang
Ia kembali ke Chicago untuk menempuh studi teologi dan bergabung dengan ordo Agustinus. Setelah ditahbiskan, ia merayakan misa perdananya di paroki tempat ia dibesarkan.
Sebagian besar karier imamatnya kemudian dihabiskan di luar negeri, khususnya di Peru.
“Saya tidak menyangka seorang Paus dari Amerika bisa terpilih di masa hidup saya,” kata Gardis Watts, mahasiswa Catholic Theological Union asal Dolton yang sebentar lagi lulus dengan gelar teologi.
Gereja St. Mary of the Assumption kini lama ditutup, dengan tirai compang-camping terlihat dari jendela bangunan bata merah yang pecah.
Lingkungan di sekitarnya, terdiri dari rumah kayu dan gereja Protestan, tampak sepi Kamis siang itu.
Baca Juga: Isi Pidato Pertama Paus Leo XIV dari Loggia Pusat Basilika Santo Petrus
CUBS ATAU WHITE SOX?
Dalam suasana penuh semangat, tim bisbol Chicago Cubs mengundang Paus Leo untuk menyanyikan lagu “Take Me Out to the Ballgame” di stadion Wrigley Field, sebuah tradisi setiap inning ketujuh.
Namun belum ada konfirmasi apakah sang Paus merupakan penggemar Cubs. Saudara laki-lakinya, John Prevost, mengatakan Paus Leo bukan pendukung Cubs.
Sebagian besar warga South Side dikenal sebagai pendukung White Sox, rival utama Cubs.
Kevin Schultz, profesor sejarah dan studi Katolik di Universitas Illinois Chicago, menyebut kenaikan Paus Leo akan membawa semangat baru bagi Keuskupan Agung yang dihuni oleh beragam etnis dan bahasa, serta semakin dipengaruhi oleh arus migrasi dari Amerika Latin.
“Kita berada di garis depan perubahan dinamika Gereja global, dengan semakin besarnya porsi imigran dalam populasi Katolik di Chicago,” kata Schultz.
Baca Juga: Paus Leo XIV: Suara Perdamaian di Tengah Banyak Konflik Dunia
Jasmine Ramirez, 23 tahun, warga Dolton yang tinggal di seberang rumah masa kecil Paus Leo dan mengaku tidak terlalu taat beragama, berkata: “Keren juga, ternyata Paus pernah tinggal di depan rumah saya. Dunia ini memang kecil.”
Namun, perjalanan Paus asal Chicago ini tak lepas dari kontroversi.
Pada 2023, para penyintas pelecehan seksual oleh imam mengajukan keluhan ke Vatikan terkait Prevost dan pejabat lainnya, setelah ordo Agustinus cabang Chicago yang pernah dipimpinnya membayar penyelesaian sebesar US$2 juta atas kasus pemerkosaan oleh seorang imam yang tidak tercantum dalam daftar pelaku pelecehan publik.