CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.170   -44,98   -0,62%
  • KOMPAS100 1.096   -6,56   -0,60%
  • LQ45 873   -3,12   -0,36%
  • ISSI 217   -1,51   -0,69%
  • IDX30 447   -1,07   -0,24%
  • IDXHIDIV20 540   0,64   0,12%
  • IDX80 126   -0,68   -0,54%
  • IDXV30 136   0,26   0,20%
  • IDXQ30 149   -0,14   -0,09%

Dari Hubei, medan perang lawan virus corona di China pindah ke Heilongjiang


Senin, 13 April 2020 / 16:10 WIB
Dari Hubei, medan perang lawan virus corona di China pindah ke Heilongjiang
ILUSTRASI. Seorang?petugas berjalan melewati sebuah sketsa Presiden China Xi Jinping memakai masker pelindung di tembok bangsal Rumahsakit Leishenshan, rumahsakit sementara untuk penanganan pasien virus corona (COVID-19), di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Sabtu (11/4


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bukan lagi Hubei, medan pertempuran melawan virus corona baru pindah ke Provinsi Heilongjiang, Timur Laut China, yang berbatasan dengan Rusia.

China melaporkan jumlah kasus harian baru tertinggi dalam hampir enam minggu terakhir. Pendorongnya adalah para pelancong yang terinfeksi dari luar negeri.

Tiongkok khawatir peningkatan kasus impor bisa memicu gelombang kedua wabah virus corona, dan mendorong negeri tembok raksasa kembali ke kondisi kehidupan yang lumpuh.

Sebanyak 108 kasus baru virus corona terkonfirmasi di China pada Minggu (12/4), naik dari 99 sehari sebelumnya dan kasus harian tertinggi sejak 5 Maret dengan 143 kasus.

Baca Juga: Redam penyebaran corona, China pangkas jalur perlintasan perbatasan ke negaranya

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, dari kasus baru, sebanyak 98 kasus impor, rekor baru. Sebanyak 49 warga Tiongkok yang memasuki Heilongjiang dari Rusia positif Covid-19.

Jumlah total kasus terkonfirmasi di China sekarang mencapai 82.160. Sementara jumlah kematian bertambah dua menjadi 3.341 orang. Kedua kematian berasal dari Hubei.

"Kota kecil kami di sini, kami pikir adalah tempat paling aman," kata seorang warga Kota Suifenhe, yang berbatasan dengan Rusia, yang hanya memberikan nama keluarganya sebagai Zhu.

"Beberapa warga Tionghoa ingin untuk kembali, tetapi itu tidak terlalu masuk akal, untuk apa mereka datang ke sini?" ujarnya kepada Reuters.

Baca Juga: Gara-gara pelancong, kasus corona di China melonjak



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×