Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Meski jumlah infeksi harian di seluruh China menurun tajam dari puncak epidemi pada Februari, Tiongkok memiliki jumlah kasus harian merayap lebih tinggi setelah mencapai palung pada 12 Maret karena peningkatan kasus impor.
Kota-kota China di dekat perbatasan dengan Rusia memperketat kontrol perbatasan dan memberlakukan karantina yang lebih ketat sebagai respons terhadap masuknya pelancong yang terinfeksi dari negeri beruang merah.
Suifenhe pekan lalu mengumumkan pembatasan pergerakan dan pertemuan yang serupa dengan yang berlaku di Kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali muncul akhir tahun lalu, dan memperpanjang penutupan perbatasannya dengan Rusia.
Rute darat lewat Suifenhe menjadi salah satu dari beberapa pilihan yang tersedia untuk warga negara China yang mencoba masuk ke Tiongkok, setelah Rusia menghentikan semua penerbangan ke negara itu.
Baca Juga: Apa rahasia di balik kesuksesan Vietnam menahan penularan corona? Ini bocorannya
Suifenhe dan Harbin, Ibu Kota Heilongjiang, memerintahkan 28 hari karantina untuk semua kedatangan dari luar negeri serta tes asam nukleat dan antibodi.
Jalanan di Suifenhe hampir kosong pada Minggu (12/4) malam karena pembatasan pergerakan. Penduduk mengatakan, banyak orang telah meninggalkan kota ketika jumlah orang yang terinfeksi dari Rusia meningkat.
"Saya tidak perlu khawatir," kata Zhao Wei, warga Suifenhe, kepada Reuters. "Jika ada transmisi lokal, saya akan melakukannya, tetapi tidak ada satu pun. Mereka semua dari perbatasan, tetapi mereka semua telah dikirim ke karantina".